Page 20 - E-Modul Pengembangan Pembelajaran PPKn SD_Neat
P. 20
Gambar 3.2. Sintaks Model Pembelajaran Telaah Jurisprodensi
Secara oprasional tahap-tahap model pembelajaran telaah jurisprodensi
dipaparkan oleh Uno, (2007: 31-32) sebagai berikut: Pertama, guru
memperkenalkan kepada peserta didik materi-materi kasus dengan cara
membaca cerita, menonton film yang menggambarkan konflik nilai, atau
mendiskusikan kejadian-kejadian hangat dalam kehidupan sekitar, kehidupan
sekolah atau suatu komunitas masyarakat. Langkah kedua yang termasuk ke
dalam tahap orientasi adalah mengkaji ulang fakta-fakta dengan
menggambarkan peristiwa dalam kasus, menganalisis siapa yang melakukan
apa, dan mengapa terjadi seperti demikian.
Kedua, peserta didik mensintesis fakta, mengaitkannya dengan isu-isu
umum dan mengidentifikasi nilai-nilai yang terlibat dalam kasus tersebut
(misalnya, isu tersebut berkaitan dengan kebebasan mengemukakan pendapat,
persamaan hak, dan Iain-lain). Dalam tahap satu dan dua ini, peserta didik belum
diminta untuk mengekspresikan pendapat atau sikapnya terhadap kasus
tersebut.
Ketiga, peserta didik diminta untuk mengambil posisi (sikap/pendapat)
terhadap isu tersebut dan menyatakan sikapnya. Misalnya dalam kasus
pembayaran uang komite, peserta didik menyatakan sikapnya bahwa
seharusnya pemerintah tidak menentukan besar biaya sekolah yang harus
diberlakukan untuk setiap sekolah karena hal itu melanggar hak otonomi sekolah.
Keempat, sikap (posisi/pendapat) peserta didik digali lebih dalam. Guru
sekarang memainkan peran ala Socrates. Memperdebatkan pendapat yang
diajukan peserta didik dengan pendapat-pendapat konfrontatif. Dalam hal ini
peserta didik diuji konsistensi dalam mempertahankan sikap/pendapat yang telah
diambilnya. Di sini peserta didik dituntut untuk mengajukan argumentasi logis dan
rasional yang dapat mendukung peryataan (posisi) yang telah dibuatnya.
17