Page 19 - E-Modul Pengembangan Pembelajaran PPKn SD_Neat
P. 19

kontroversial  di  dalam  konteks  aturan  sosial  yangg  produktif  membutuhkan
                  warga negara yang mampu berbicara satu sama lain dan bernegosiasi tentang
                  keberbedaan tersebut  (Uno, 2007: 30). Bertalian dengan itu dibutuhan warga
                  negara  yang  memiliki  pemahaman  dan  kesadaran  serta  kemampuan  untuk
                  melakukan manajemen konflik keberagaman. Terlebih pada kondisi masyarakat
                  Indonesia yang beragam dari sisi agama, etnis, daerah, kebudayaan dan kondisi
                  sosial  ekonomi  tentu  membutuhan  keterampilan  yang  memadai  dalam
                  menyelesaikan  konflik-konflik  keberagaman  (Suastika,  2016).  Model  telaah
                  jurusprodensi memberikan kesepatan yang memadai kepada peserta didik untuk
                  memahami  masalah  yang  ada  di  masyarakat,  identifikasi  masalah  yang  ada,
                  mengambil posisi terhadap masalah, memperkuat argumentasi bertalian dengan
                  posisi  dan melakukan uji asumsi terhadap konsep, teori serta generalisasi yang
                  telah diperoleh, sehingga mampu membangun warga negara yang demokratis
                  dan bertangungjawab.
                         Pada  model pembelajaran  telaah  jurisprodensi  debat  merupakan  salah
                  satu  kunci  keberhasilan  pembelajaran.  Hal  ini  disebabkan  karena  dalam
                  pembelajaran dibutuhkan argumentasi yang beragam dari peserta didik dengan
                  dasar fakta,  data,  konsep dan  teori  yang  rasional. Bahkan,  untuk  menjadikan
                  debat lebih berbobot/ berkualitas dibutuhkan argumentasi yuridis yang mampu
                  menjustifikasi  pendapat  yang  diberikan.  Ketika  terjadi  perbedaan  pandangan
                  bertalian dengan suatu persoalan atau kasus, maka kemampuan peserta didik
                  akan  semakin  terasah  serta  sikap  yang  diambil  telah  diperhitungkan  secara
                  matang. Semakin kuat argumentasi yang diberikan, maka semakin tinggi pula
                  tingkat  kemampuan  berpikir  peserta  didik  dan  semakin  menantang  bagi
                  kelompok  lain  yang  memiliki  pandangan  yang  berbeda  (Winataputra,  2011).
                  Pada  konteks  inilah  guru  PPKn  dituntut  untuk  memiliki  kamampuan  yang
                  memadai  untuk  menjadi  motivator  bagi  peserta  didik  dalam  mengembangkan
                  kemampuannya         menentukan        sikap    dan     tindakan      yang     dapat
                  dipertangungjawabkan secara ilmiah dan yuridis.
                         Menurut Uno, (2007: 31) sintaks model pembelajaran telaah jurisprodensi
                  adalah: (1) orientasi terhadap kasus, (2) mengidentifikasi isu, (3) pengambilan
                  posisi (sikap), (4) menggali argumentasi untuk mendukung posisi (sikap) yang
                  telah  diambil,  (5)  memperjelas  ulang  dan  memperkuat  posisi  (sikap),  dan  (6)
                  menguji  asumsi  tentang  fakta,  defenisi,  dan  konsekuensi.  Sintaks  model  ini
                  menujukkan  bagaimana  peserta  didik  mesti  memahami  lingkungan  sosialnya
                  secara  seksama  untuk  dpat  menentukan  masalah  yang  akan  dikaji.  Masalah
                  yang  akan  dikaji  merupakan masalah urgen  yang  mesti diselesaikan  dan  jika
                  tidak  diselesaikan  akan  menimbulkan  permasalahan  yang  lebih  besar.  Ketika
                  permasalahan dapat dipahami dengan baik, baik secara fakta, data, konsep dan
                  teori, barulah peserta didik akan menentukan sikap atas masalah yang dikaji.
                  Bahkan untuk membuktikan bahwa sikap yang diambil sudah relevan dengan
                  hukum yang berlaku, sesuai dengan budaya dan nilai-nilai masyarakat, maka
                  peserta  didik  mesti  menguji  fakta  dan  data  yang  telah  diperoleh.  Secara
                  konseptual sintaks model pembelajaran telaah jurisprodensi dapat digambarkan
                  sebagai berikut:









                                                           16
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24