Page 168 - PDF Compressor
P. 168

Alternative  journalism  menspesialisasikan  target  minat  pembaca,  seperti
                     jurnal  profesi,  Precision  journalism  menggunakan  metode  ilmiah  sebagai
                     alat  reportase.  Literary  journalism  menggunakan  kreasi  sastra  dalam
                     penulisan laporan secara non-fiksi.
                            Pada perkembangan selanjutnya, Litetary Journalism menggantikan
                     istilah  new  jornalism.  Jurnalis  seperti  Newfield  percaya  bahwa  new
                     journalism sebenarnya hanya perbedaaan gaya menulis. Paham ini sudah
                     ada sejak lama seperti yellow journalism yang muncul tahun 1890-an. Tak
                     heran  bila  kemudian  banyak  kritikus  mengecam  new  journalism  yang
                     dianggap mengembalikan keburukan masa lalu. Mereka menyebutnya an
                     era of bias, hal ini karena new journalism melahirkan jurnalis yang terlalu
                     subyektif  dan  melebih-lebihkan  individualisme  wartawan  dalam
                     mengambil sudut pandang ruang-waktu terhadap suatu peristiwa.
                            1.  Perpektif Jurnalisme Sastra
                            Walaupun pada mulanya, penulisan laporan dengan gaya sastra
                     digunakan  untuk  menandingi  atau  mengungguli  daya  pikat  kecepatan
                     penyampaian  informasi  dengan  media  audio  visual  yang  diwakili  oleh
                     televisi  dan  radio.  Sebagaimana  fakta  yang  ada  di  Indonesia  masa
                     kekinian,  televisi  dan  radio  sebagai  media  elektronik  tidak lagi  sebagai
                     media yang memfokuskan fungsinya sebagai media hiburan, tetapi juga
                     menjalankan fungsi to inform, menyampaikan informasi, seperti lahirnya
                     Tv One, Metro Tv, El-Shinta FM, PR FM, dan lembaga penyiaran lainnya
                     yang  konsen  sebagai  televisi  dan  radio  berita.  Realitas  itu  pula,  baik
                     langsung atau pun tidak langsung mempengaruhi kondisi media cetak,
                     terutama  surat  kabar  harian  yang  notabene  baik  dari  aspek  aktualitas
                     maupun penyajian audiovisual, kalah telak.
                            Kondisi seperti itu di Amerika sudah terjadi sekitar tahun 1960-an,
                     sehingga  para  jurnalis  surat  kabar  mencari  alternatif  bentuk  penyajian
                     berita yang bisa memikat  pembaca lebih dari sekedar informasi. Dalam
                     kontes  itulah  mereka  menemukan  karya  sastra.  Dalam  karya  sastra
                     dibutuhkan  kedalaman  informasi  yang  lebih  dibandingkan  pelaporan
                     biasa. Hal itu melahirkan ide new journalism yang peliputannya digarap di
                     luar  kebiasaan  reporter  koran atau  penulis  nonfiksi, yakni  :  mengamati
                     seluruh  suasana,  meluaskan  dialog,  memakai  sudut  pandang  dan
                     mencari bentuk monolog interior yang bisa dipakai.
                            Oleh karena itu, praktik penulisan Jurnalisme Sastra telah muncul
                     di  Amerika  Serikat  sekitar  tahun  1960-an  seiring  kebosanan  para
                     wartawan  setempat  akan  cara  kerja,  teknik  dan  bentuk  pelaporan
                     peristiwa  yang  monoton,  serta  pengaruh  booming-nya  penulisan  novel
                     kala itu dan keinginan untuk mengungguli daya pikat media audio visual
                     dan kecepatan siaran televisi.
                                                       166
   163   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173