Page 28 - PDF Compressor
P. 28
negara lain. Apalagi jika dilengkapi dengan teknologi yang lebih
muktahir, semua siaran televisi dunia dapat disaksikan di rumah.
Karena kemampuan daya sebar dan daya pikat itulah, pada era
ini, khalayak (masyarakat) lebih besar perhatiannya terhadap televisi,
ketimbang media massa lainnya. Bahkan dari sisi usia khalayak, televisi
dapat menyerap perhatian semua segmen pasar. Mulai anak-anak,
remaja, dewasa, sampai pada orang tua dapat menyaksikan semua acara
televisi dengan tidak perlu memiliki kemampuan khusus, seperti halnya
kehadiran media cetak yang memerlukan kemampuan membaca.
Namun, bukan berarti media massa lain selain televisi tidak
berpengaruh terhadap komunikasi. Semua media massa, baik besar
maupun kecil memiliki efek terhadap komunikan. Efek media massa
terhadap komunikan/audien terdiri dari efek kognitif, efek
afektif/emosional, dan efek konatif/behavioral. Ketiga komponen inilah
yang nantinya membentuk suatu sistem yang disebut sikap komunikan
(mass behavior).
1. Efek Kognitif
Penggunaan media massa untuk informasi mengenai urusan
publik akan mengarah pada peningkatan pengetahuan mengenai urusan
publik, kandidat dan isyu-isyu aktual bagi audien. Hal ini sebagaimana
dibuktikan Chaffe, Ward dan Tipton dalam penelitiannya terhadap siswa
sekolah menengah dan sekolah tinggi selama kampanye presiden tahun
1968. Sementara itu, Atkin dan Gantz membuktikan bahwa terhadap
hubungan sebab akibat di antara anak-anak berkaitan dengan perhatian
terhadap berita televisi dengan peningkatan pengetahuan mengenai
urusan publik dan peristiwa-peristiwa baru. Selanjutnya, Chaffe (1975)
menjelaskan bahwa pengetahuan politik sangat kuat hubungannya
dengan tingkat penggunaan yang berat pada media cetak.
2. Efek Emosional
Para peneliti komunikasi politik sepakat bahwa media massa
mempunyai efek pada pencapaian emosi individu terhadap sistem
politik. Beberapa studi melaporkan bahwa terhadap hubungan positif
antara penggunaan media massa dan afeksi politik. Hal ini dapat dilihat
26