Page 46 - PDF Compressor
P. 46
penting bagi seluruh rakyat Indonesia, yakni Proklamasi Kemerdekaan
tidak dapat disiarkan langsung oleh radio siaran karena radio siaran
masih dikuasai oleh Jepang. Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia
baru dapat disiarkan dalam Bahasa Indonesia dan Inggris pukul 19.00
WIB, dan hanya dapat didengar oleh penduduk sekitar Jakarta. Baru
pada 18 Agustus 1945, naskah bersejarah itu dapat dikumandangkan di
luar batas tanah air dengan resiko petugasnya diberondong senjata
serdadu Jepang.
Setelah itu, dibuat pemancar radio gelap, radio siaran dengan
stasiun call ‚Radio Indonesia Merdeka‛. Dari situlah Wakil Presiden
Mohamad Hatta dan pemimpin lainnya menyampaikan pidato melalui
radio siaran yang ditujukan kepada rakyat Indonesia. Pada 11 September
1945 diperoleh kesepakatan dari hasil pertemuan antara pemimpin radio
siaran untuk mendirikan sebuah organisasi radio siaran. Tanggal 11
September itu menjadi hari ulang tahun Radio Republik Indonesia (Effendy,
1990: 58-60)
Hingga akhir 1966, RRI adalah satu-satunya radio siaran di
Indonesia yang dikuasai dan dimiliki pemerintah. Selain sebagai media
informasi dan hiburan, pada masa orde baru, radio siaran melalui RRI
menyajikan acara pendidikan dan persuasi. Acara pendidikan yang
berhasil adalah ‚Siaran Pedesaan‛ yang mulai diudarakan pada
September 1969 oleh stasiun RRI regional. Stasiun RRI regional juga
membantu menginformasikan program-program pemerintah, seperti
keluarga berencana, transmigrasi, kebersihan lingkungan, imunisasi ibu
hamil dan balita. Sejalan dengan perkembangan budaya sosial dan
teknologi, maka bermunculan radio siaran-radio siaran amatir yang
diusahakan oleh perorangan.
Kemudian Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.
55 tahun 1970 tentang Radio Siaran Non Pemerintah. Karena jumlah radio
siaran swasta semakin banyak dan fungsinya makin penting, tahun 1974
stasiun-stasiun radio siaran swasta niaga terhimpun dalam wadah yang
dinamakan Persatuan Radio Siaran Swasta Niaga Indonesia, disingkat
PRSSNI.
44