Page 64 - PDF Compressor
P. 64
menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar,
suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya
dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis
saluran yang tersedia. Dalam konteks ini, pers memiliki posisi strategis
dalam megendalikan informasi. Posisi ini menjadi urgen tatkala
globalisasi informasi sudah menjadi bagian dari kehidupan bangsa
Indonesia. Terlebih, Indonesia sudah berkomitmen untuk membuka diri
melalui prinsip transparansi dengan dikeluarkannya undang-undang
tentang keterbukaan informasi; Undang-Undang No. 14 Tahun 2008.
Ditinjau dari sistem, pers merupakan sistem terbuka yang
probabilistik. Terbuka artinya bahwa pers tidak bebas dari pengaruh
lingkungan; tetapi di lain pihak, pers pun mempengaruhi lingkungan
probabilistik, berarti hasilnya tidak dapat diduga secara pasti. Situasi
seperti itu berbeda dengan sistem tertutup yang deterministik. Dalam
buku Four Theories of the Press, Fres S. Siebert, Theodore Peterson dan
Wilbur Schramm mengkategorikan Pers dalam beberapa sistem politik.
Sistem pers yang berlaku dalam suatu negara tidak dapat dilepaskan
hubungannya dengan struktur sosial dan struktur politik dari suatu
masyarakat atau negara, maka dari dimensi sejarah perkembangna pers,
dikenal empat kategori tentang pers yang masing-masing mencerminkan
keadaan masyarakat dan dasar pemikiran yang hidup dalam masyarakat.
1. Pers Otoriter (Authoritarian)
Pers Otoriter lahir pada abad kelima belas sampai keenam belas
pada masa bentuk pemerintahan bersifat otoriter (kerajaan absolut). Oleh
karena keberadaan pers sepenuhnya dimaksudkan untuk menunjang
kerajaan, maka pemerintah langsung menguasai dan mengawasi kegiatan
media massa. Akibatnya sistem pers yang berlaku sepenuhnya berada di
bawah pengawasan pemerintah, kebebasan pers yang ada sangat
tergantung kepada kekuasaan raja yang mempunyai kekuasaan yang
mutlak.
2. Pers Liberal (Libertarian)
Sistem pers liberal berkembang pada abad ketujuh belas dan
kedelapan belas sebagai akibat timbulnya Revolusi Industri. Menurut
sistem ini, pada dasarnya manusia mempunyai hak-hak yang
diperolehnya secara alamiah. Sistem ini beranggapan bahwa apabila ada
control dari pemerintah, maka potensi manusia untuk mengejar
kebenaran tidak akan berkembang karena hal tersebut hanya akan
terwujud dalam iklim kebebasan menyatakan pendapat.
Libertarian beranggapan bahwa pers harus memiliki kebebasan
yang seluas-luasnya untuk membantu manusia dalam upayanya
menemukan kebenaran. Untuk memperoleh kebenaran, manusia
62