Page 68 - PDF Compressor
P. 68

alat perjuangan. Pada era itu lahir juga Bintang Timur, Bintang Barat, dan
                     Java Bode. Pada masa pendudukan Jepang, koran-koran yang terbit jaman
                     Belanda  dilarang.  Walupun  begitu,  terdapat  juga  lima  koran  yang
                     mendapat izin terbit, yakni Asia Raja, Tjahaja, Sinar Baru, Sinar Matahari,
                     dan Suara Asia.
                            Sejarah  lahirnya  pers  di  Indonesia  tidak  dapat  dipisahkan  dari
                     sejarah lahirnya idealisme perjuangan bangsa mencapai kemerdekaan. Di
                     zaman  revolusi  fisik,  lebih  terasa  lagi  betapa  pentingnya  peranan  dan
                     eksistensi pers sebagai alat perjuangan. Pada 9 Februari 1946, insan pers
                     Indonesia memperoleh wadah dengan terbentuknya organisasi Persatuan
                     Wartawan  Indonesia  (PWI).  Kemudian,  8  Juni  1946,  tokoh-tokoh  pers
                     nasional mendirikan Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) di Yogyakarta.
                                                                                  2
                            Sebenarnya,  menurut  catatan  Tribuana  Said  (2009) ,  SPS  telah
                     lahir  jauh  sebelum  6  Juni  1946,  tepatnya  empat  bulan  sebelumnya
                     bersamaan  dengan  lahirnya  PWI  di  Surakarta  pada  9  Februari  1946.
                     Karena  peristiwa  itulah  orang  mengibaratkan  kelahiran  PWI  dan  SPS
                     sebagai  ‚kembar  siam‛.  Di  balai  pertemuan  ‚Sono  Suko‛  di  Surakarta
                     pada 9-10 Februari itu wartawan dari seluruh Indonesia berkumpul dan
                     bertemu.  Yang  datang  tokoh-tokoh  pers  yang  memimpin  surat  kabar,
                     majalah,  wartawan  pejuang  dan  pejuang  wartawan.  Pertemuan  besar
                     yang pertama itu memutuskan:
                            a.  Disetujui  membentuk  organisasi  wartawan  Indonesia  dengan
                               nama  Persatuan  Wartawan  Indonesia  (PWI),  diketuai  Mr.
                               Sumanang      Surjowinoto     dengan     sekretaris    Sudarjo
                               Tjokrosisworo.
                                 b. Disetujui membentuk sebuah komisi beranggotakan
                                     1. Sjamsuddin Sutan Makmur (harian Rakjat, Jakarta),
                                     2. B.M. Diah (Merdeka, Jakarta),
                                     3. Abdul Rachmat Nasution (kantor berita Antara, Jakarta),
                                     4. Ronggodanukusumo (Suara Rakjat, Modjokerto),
                                     5. Mohammad Kurdie (Suara Merdeka, Tasikmalaya),
                                     6. Bambang Suprapto (Penghela Rakjat, Magelang),
                                     7. Sudjono (Berdjuang, Malang), dan
                                     8. Suprijo Djojosupadmo (Kedaulatan Rakjat,Yogyakarta).

                            Kemerdekaan       Indonesia    mendorong      makin     pesatnya
                     perkembangan  pers  di  Indonesia.  Pemerintah  Indonesia  mendirikan
                     Radio  Republik  Indonesia  sebagai  media  penyiaran.  Menjelang
                     penyelenggaraan  Asian  Games  IV,  Pemerintah  Indonesia  memasukkan


                                                        66
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73