Page 82 - PDF Compressor
P. 82
fungsi pers mendidik bermakna bahwa pers harus menyampaikan
informasi yang berperan positif dalam mengembangkan khazanah ilmu
dan pengetahuan. Informasi yang disebarkan pers sejatinya memberikan
dampak positif, baik pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik
pembaca, pendengar, dan penonton. Dengan fungsi ini pula, pers harus
dapat berperan sebagai guru yang memberikan pencerahan terhadap
muridnya (pembaca, pendengar, penonton). Pers setiap hari melaporkan
berita, memberikan tinjauan atau analisis atas berbagai peristiwa dan
kecenderungan yang terjadi, serta ikut berperan dalam mewarikan nilai-
nilai luhur universal, nilai-nilai dasar nasional, dan kandungan budaya
lokal dari satu generasi ke generasi berikutnya secara estafet.
Kendati pun fungsi ideal pers sebagai ‚guru‛ ini sulit sekali untuk
menjelma. Untuk memuat atau menyiarkan berita yang secara tersurat
bernuansa pendidikan, tampaknya pers sulit memberikan tempat.
Apalagi di siaran radio atau televisi yang notabene didominasi siaran
hiburan, acara-acara pendidikan sulit dicari. Televisi yang sempat komit
terhadap pendidikan dengan label pendidikan pun sulit untuk beranjak
maju, bahkan akhirnya mengubah nama.
Nuansa pendidikan yang disajikan secara tersirat melalui
informasi-informasi yang mencerdaskan pun sangat diragukan tingkat
efektivitasnya. Justru yang menonjol, pada era globalisasi ini adalah
pengaruh negatifnya. Tidak jarang surat kabar, majalah, radio, televisi
justru memberikan ‚pendidikan‛ yang menyesatkan, bahkan
menjerumuskan bagi pembaca, pendengar, atau penontonnya. Sudah
panjang tinta sejarah menggoreskan realitas tindak kejahatan, amoral,
asusila, dan tindakan negatif lainnya yang terbukti dipicu oleh
pemberitaan di media massa.
3. Rekreasi/Penghibur (to entertain)
Fungsi ketiga dari per adalah sebagai sarana hiburan atau
rekreasi. Fungsi ini lebih lekat pada media elektronik: radio dan televisi.
Bahkan, sebelum hadirnya televisi dan radio yang bervisi news, fungsi
menghibur merupakan fungsi utama. Walaupun begitu, bagi sebagian
media besar elektronik, sampai saat ini fungsi menghibur masih tetap
merupakan fungsi yang dominan. Bahkan, kalau dipersentasekan
sebagian besar televisi dan radio menjalankan fungsi hiburannya di atas
80 persen dari 100% acara yang mereka tayangkan. Fungsi ini memang
mengamanatkan pers harus mampu memerankan dirinya sebagai
wahana rekereasi yang menyenangkan sekaligus yang menyehatkan bagi
semua lapisan masyarakat, khususnya bagi pembaca, pendengar atau
penontonya. Di media cetak, fungsi menghibur ini pun dilakukan dengan
memuat kisah-kisah dunia, baik yang nyata dalam bentuk feature atau
80