Page 77 - PDF Compressor
P. 77

apa saja yang tidak mempunyai kelayakan akademik dan keterampilan
                     cukup  dapat  menjadi  insan  pers  (wartawan).  Inilah  yang  mendorong
                     lunturnya kepercayaan masyarakat pada media massa.

                            f. Era Pemilu Langsung
                            Era Pemilu secara langsung, pada satu sisi makin menempatkan
                     media  massa  pada  posisi  yang  sangat  penting.  Dalam  konteks  politik,
                     Indonesia pada era ini telah mengalami perubahan kehidupan demokrasi
                     menuju  pada  era  serba langsung,  terutama dalam  pemilihan  pimpinan,
                     baik pemimpin nasional maupun pemimpin daerah. Kepala daerah dan
                     wakil  kepala  daerah  yang dalam  beberapa  tahun  ke  belakang  diangkat
                     oleh pemerintah pusat, kemudian dipilih oleh anggota DPRD, pada era
                     ini harus melalui pemilihan langsung oleh seluruh rakyat daerah.
                            Salah  satu  lini  masyarakat  yang  memiliki  peran  penting  dalam
                     setiap  tahapan  pemilihan  kepala  daerah  secara  langsung  adalah  media
                     massa. Media massa dapat bertindak sebagai penonton, suporter, bahkan
                     juga menjadi wasit.   Dalam konteks inilah, sehingga wajar saja muncul
                     persepsi  dan  indikasi  bahwa  media  massa  menjadi  salah  satu  sumber
                     inspirasi  terjadinya  konflik  dalam  beberapa  even  pemilihan  kepala
                     daerah langsung di Republik ini.
                            Kendati,  pada  ketentuan  tentang  Pemilukada  Langsung  media
                     massa  hanya  berperan  pada  sisi  tahap  kampanye,  tetapi  realitasnya
                     semua tahap tidak terlepas dari kesertaan peran media massa.
                            Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2005, pada Pasal 59 disebutkan
                     :  (1)  Media  cetak  dan  media  elektronik  memberikan  kesempatan  yang
                     sama  kepada  pasangan  calon  untuk  menyampaikan  tema  dan  materi
                     kampanye; (2) Media cetak dan media elektronik sebagaimana dimaksud
                     pada ayat (1) wajib memberikan kesempatan yang sama kepada pasangan
                     calon  untuk  memasang  iklan  pemilihan  dalam  rangka  kampanye.
                     Padahal, realitasnya media massa tidak hanya terlibat dalam kampanye,
                     tetapi dalam semua tahapan pelaksanaan Pemilukada.
                            Dalam  positive  frame  sesuai  dengan  empat  fungsi  media;
                     memberikan informasi, sarana edukasi, alat hiburan, serta kontrol sosial,
                     media  massa  dapat  berbuat  banyak  dalam  ikut  serta  menyukseskan
                     Pemilukada,  misalnya,  berperan  sebagai  alat  sosialisasi  politik  dan
                     pendidikan politik bagi KPU dan pemegang regulasi Pemilukada lainnya,
                     sehingga  semua  program  dan  kebijakan  dapat  sampai  ke  masyarakat
                     dengan cepat dan jelas.
                            Namun dalam negative frame, media massa juga dapat menjadi alat
                     pemicu  bagi  makin  memanasnya  situasi  politik.  Dengan  fakta  dan
                     opininya,  dapat  menjadi  sumber  ‛malapetaka‛  bagi  pelaksanaan
                                                        75
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82