Page 84 - PDF Compressor
P. 84
dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers. Dalam konteks
realitas, sebagian besar pers Indonesia pun sudah menjalankan fungsi ini
dengan baik. Di Indonesia sudah bermunculan media-media besar yang
berkontribusi dalam penanggulangan pengangguran, termasuk juga
bagian dari pembayar pajak yang besar.
6. Fungsi Sosial
Undang-undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers pun
menyuratkan pungsi pers sebagai lembaga sosial. Hal itu dimainkan
dengan baik oleh pers Indonesia, terutama sangat kentara tatkala
Indonesia didera bencana. Realitas banjir, longsor, tsunami, gempa bumi,
gunung meletus dan bencana lainnya yang terjadi di Indonesia ternyata
disikapi oleh insan pers Indonesia dengan kematangan dan
kewewasangan. Fungsi sosial mereka perankan dengan baik. Pers ikut
serta membantu penanggulangan berncana tidak hanya dalam konteks
menyiarkan pemberitaan bencana, tetapi ikut menyingsingkan lengan
membantu kesulitan masyarakat korban bencana. Banyak media cetak
dan media elektronik berlomba-lomba menyediakan, menampung, dan
menyalurkan bantuan untuk korban bencana dalam bentuk membuka
dompet bencana, dompet dhuafa, dan bentuk kepedulian lainnya.
Bahkan, pers pun peka dengan kondisi masyarakat Indonesia yang didera
kemiskinan dengan menyalurkan bantuan-bantuan sosial.
7. Fungsi mediator
Pers adalah lembaga media, sehingga fungsi lainnya yang
sebetulnya dapat dikategorikan fungsi utama pers adalah sebagai
mediator; penghubung; atau fasilitator. Pers berfungsi memediasi
berbagai kepentingan dan berbagai elemen dalam masyarakat. Pers
mampu menghubungkan tempat yang satu dengan yang lain, peristiwa
yang satu dengan peristiwa yang lain, orang yang satu dengan peristiwa
yang lain, atau orang yang satu dengan orang yang lain pada saat yang
sama.
8. Fungsi mempengaruhi
Sudah sejak lama disadari bahwa pers memiliki fungsi dapat
mempengaruhi masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya teori
yang mengungkap kedasyatan pers dalam mempengaruhi manusia, baik
secara individu maupun kelompok. Pers memang memiliki mata pisau
yang tajam untuk mengubah kognisi, afeksi, dan piskomotorik individu
atau kelompok. Apalagi pada era ini, kedasyatakan pers untuk
mempengari individu atau kelompok masyarakat makin tajam ketika
teknologi informasi makin canggih. Daya tayang televisi dengan
kecanggihan para pengelola dalam memainkan teknologi dapat
memberikan pengaruh yang dasyat, terutama terhadap anak-anak dan
82