Page 140 - BUMI TERE LIYE
P. 140
TereLiye “Bumi” 137
Ali tidak peduli. Dia sudah melompat mengayunkan pemukul bola
kasti.
Sosok tinggi itu bergerak lebih cepat. Tangannya mender u
meng-hantam perut Ali. Aku berseru ngeri. Tadi saja hanya di-tepis pelan Ali
terbanting duduk, apalagi jika dipukul langsung. Akibatnya pasti lebih
mengerikan.
Tetapi bukan Ali yang terpental, justru sosok tinggi itulah yang
terbanting. Selarik kilau petir menyambar, membuat terang sejenak seluruh
aula.
Aku menatap tidak percaya.
Seli di sebelahku telah mengacungkan jemarinya ke depan.
Delapan orang yang membawa panji melangkah mundur. So-sok
tinggi itu meringkuk di lantai aula. Tubuhnya masih dibalut aliran listrik,
meletup menyelimuti pakaian gelapnya.
”Jangan pernah memukul temanku!” Seli berteriak, suaranya serak.
Seli jelas sekali takut menghadapi situasi ini. Kakinya bahkan terlihat
gemetar, berusaha berdiri kokoh. Tapi Seli tidak punya pilihan, sama seperti
saat delapan kabel listrik menyambar kami tadi. Seli refleks memutuskan
melawan.
Sosok tinggi itu berdiri perlahan. Wajahnya yang masih diliputi aliran
listrik meringis.
”Ini sungguh kejutan besar.” Dia tertawa pelan, mengibaskan
pakaiannya, menatap galak. ”Aku tidak pernah tahu Klan Matahari bisa
berjalan di atas tanah. Astaga! Kamu baru saja menyambar tubuhku dengan
petir, Nak? Sayangnya, kamu sepertinya masih harus banyak berlatih agar
petirmu bisa membunuh, karena yang tadi hanya membuatku geli. Atau
jangan-jangan kamu juga tidak tahu kenapa memiliki kekuatan. Bingun g
hingga hari ini?”
”Jangan mendekat!” Seli mengacungkan jemarinya, ada aliran listrik
di sana.
”Kamu akan mencegahku dengan apa, anak kecil? Petir yang tadi?”
http://cariinformasi.com