Page 284 - BUMI TERE LIYE
P. 284

TereLiye “Bumi” 281



                         ”Kenapa  Ou  tidak  ikut  makan  malam?”  Aku teringat  se­suatu.

                         ”Ou  sudah  tidur  sejak  tadi,”  Vey  yang  menjawab.  ”Dia  lelah.  Setelah
                  makan  tadi  sore,  dia  minta  tidur.  Kami  berjam-jam  ter-tahan  di  lorong
                  kereta.  Kapsul  yang  kami  naiki  berhenti  lama.  Juga  kapsul  kereta  lainnya,
                  membuat  antrean  panjang  di  setiap  lorong.  Butuh  empat  jam  lebih  hingga
                  kami  berhasil  menuju  stasiun  permukaan.


                         ”Sebenarnya  apa  yang  terjadi,  Ilo?  Seluruh  kota  panik.  Ke­ribut­an
                  terjadi  di  mana-mana.  Dan  pemeriksaan  dilakukan  di  setiap  tempat.  Aku
                  tidak  sempat  memperhatikan  banyak  hal.  Aku  harus  memastikan  Ou
                  baik-baik  saja  selama  perjalanan.  Kasihan,  ada  banyak  anak  yang  lebih  kecil
                  daripada  Ou  yang  men-jerit  ketakut-an,  menangis.  Semua  rusuh.  Semua
                  orang  be-rebut  tidak  mau  tertib.  Orang-orang  di  kapsul  berkata  bahwa
                  Komite  Kota  di-bubar-kan.  Ada  yang  tewas  di  Tower  Sentral,  penguasa
                  se­luruh  negeri  telah  beralih.  Apa  benar  demikian?”  Vey ber­tanya.


                         Lima  belas  menit  ke depan,  sambil  menghabiskan  makanan  di  piring,
                  Ilo  dan  Vey berbicara  tentang  situasi  seluruh  kota.  Ilo  menjelaskan  seluruh
                  kejadian  kepada  Vey,  mulai  dari  Bagian  Terlarang  perpustakaan,  berita  di
                  televisi,  pertemuan  dengan  Av di perpustakaan,  hingga  kami  dikejar  Pasukan
                  Bayangan.

                         Aku  memperhatikan  percakapan  Ilo dan  Vey.

                         Ilo  sekarang  menjelaskan  bahwa  kami  tidak  tersesat  dari  lo-rong
                  berpindah.

                         ”Mereka  dari  dunia  lain?”  Suara  Vey tercekat,   menatap   kami  bertiga.


                         Ilo  mengangguk.  ”Benar,  mereka  dari  dunia  lain.  Tempat  yang  amat
                  berbeda  dari  kita.  Aku tidak  bisa   menjelaskan    sebaik   Av.  Bukankah   sudah
                  kubilang  tadi,  kamu  tidak  akan  mudah  percaya  apa  yang  telah  mereka  lalui,
                  Vey.”

                         ”Tapi,  mereka  persis  seperti  anak­anak  di  sekitar  kita.”  Vey
                  mengangkat  tangannya.












                                                                            http://cariinformasi.com
   279   280   281   282   283   284   285   286   287   288   289