Page 362 - BUMI TERE LIYE
P. 362

TereLiye “Bumi” 359



                         ”Jangan  lakukan.”  Miss  Selena  meringkuk  kesakitan.  ”Kamu  akan
                  mengembalikan  orang  yang  dua  ribu  tahun  telah  pergi.  Dia  bisa  menjad i
                  ancaman  bagi  seluruh  empat  dunia.”

                         Tamus  terkekeh.  ”Aku  tahu  ini  tidak  akan  mudah.  Jadi  aku  su­dah
                  menyiapkan  rencana  cadangan  agar  kamu  bersedia  melaku­kannya.”


                         Tamus  mengeluarkan  sebuah  buku  dari  balik  pakaian  gelap-nya.  Buku
                  dengan  sampul  bulan  sabit  menghadap  ke bawah.  Tamus  mengangkat  Buku
                  Kematian,  lantas  bergumam  pelan.  Seketika,  di  depannya  terbentuk  sebuah
                  lubang.  Awalnya  kecil,  tapi  lama-kelamaan  membesar  setinggi  orang
                  dewasa.  Pinggir  lubang  itu  seperti  awan  pekat  berpilin,  dengan  butiran  salju
                  runtuh.  Di  dalam  lubang  hanya  kosong,  gelap,  tidak  terlihat  apa  pun.

                         Tamus  memandangku  dengan  tatapan  mengancam.  ”Aku  bukan

                  pewaris  buku  ini,  aku  justru  mencurinya  dari   tubuh   Raja   yang   tewas.   Tapi
                  setelah  berpuluh  tahun  mempelajarinya,  aku  tahu  cara  menggunakannya.
                  Kamu  dengarkan  aku  baik-baik,  Buku  Kematian  hanya  bisa  membuka  sekat
                  menuju  penjara  Bayangan  di  Bawah  Bayangan,  tapi  tidak  sebaliknya.  Nah,
                  aku  sudah  membuka  lorong  menuju  petak  itu.”

                         Tamus  menatapku  semakin  serius.  ”Gadis  Kecil,   sekarang   gilir­anm u
                  yang  akan  membuka  jalan  pulang  dari  penjara  itu  ke  dunia  ini.  Hanya
                  bukumu  yang  bisa  melakukannya.”


                         Aku  menggeleng,  tidak  mau  melakukannya.

                         ”Malam  ini,  semua  harus  berakhir,  Nak.”  Napas  Tamus  men­der u
                  dingin  di  wajahku.  ”Jika  kamu  menolak  membuka  lorong  itu,  membawa
                  pulang  si Tanpa  Mahkota,  maka  aku  akan  me-ngirim  siapa  pun   di  sini  yang
                  kamu  sayangi  ke penjara  tersebut.”


                         Aku  menggeleng  semakin  kuat.

                         ”Baik!  Kamu  yang  memilihnya  sendiri.  Jangan  salahkan  siapa  pun.”
                  Tamus  mengangkat  tangan,  tubuh  Miss  Selena  langsung  mengambang.
                  Tangan  Tamus  bergerak  mendorong,  dan  tubuh  Miss  Selena   juga   bergerak,
                  menuju  lorong  gelap  pekat.  ”Yang  per­tama  adalah  guru  berhitungmu.”










                                                                            http://cariinformasi.com
   357   358   359   360   361   362   363   364   365   366   367