Page 72 - BUMI TERE LIYE
P. 72

TereLiye “Bumi” 69



                         Aku  yang  berdiri  di  antara  mereka  menatap  lamat-lamat  wajah
                  Mama—aku  tidak  tahu  cerita  itu.  Mama  dan  Papa  tidak  pernah  bercerit a
                  bahwa  aku  dulu  hampir  diberi  nama  Selena.

                         ”Ra  tidak  membuat  masalah  di  sekolah,  bukan?”  Mama  menoleh
                  kepadaku,  sedikit  cemas.


                         Miss  Keriting  menggeleng.  ”Ra  murid  yang  baik.  Kalian  akan  bangga
                  memiliki  anak  dengan  bakat  hebat  seperti   dia.   Satu-satunya   masalah   yang
                  pernah  Ra  buat  hanya  lupa  membawa  buku  PR-nya.  Tapi  siapa  pula  yang
                  tidak  pernah  lupa?”

                         ”Oh,  syukurlah.”  Mama  memeluk  bahuku.  ”Saya  pikir  Ra  mem­buat
                  masalah.  Oh  iya,  silakan  duduk.”  Mama  menoleh  lagi  ke­pada­ku.  ”Ra,

                  tolong  bikinkan  minum,  ya. Biar  Mama  yang  menemani  Ibu Selena.”

                         Aku  mengangguk,  tapi  Miss  Keriting  menahan  gerakan  tangan-ku.

                         ”Saya  hanya  sebentar.  Waktu  saya amat  terbatas,  dan  tidak  leluasa,

                  karena  itulah  dari  sekolah  saya bergegas  menemui  Ra.”  Suara   Miss  Keriting
                  terdengar  lugas.  Dia  mengambil  sebuah  buku  dari  tas  jinjing  berwarna
                  gelapnya.  ”Nah,  Ra,  ini  buku  PR  mate­matika­mu  yang  kamu  kumpulkan
                  tadi  pagi.  Sudah  Ibu  periksa.  Meski  lebih  sering  kesulitan,  kamu  selalu
                  berusaha  me-ngerjakan  tugas  dengan  baik.  Saran   Ibu,  apa pun  yang terlihat ,
                  boleh  jadi  tidak  seperti  yang  kita  lihat.  Apa  pun  yang  hilang,  tidak  selalu
                  lenyap    seperti   yang  kita  duga.       Ada  banyak       sekali   jawab-an     dari
                  tempat-tempat  yang  hilang.  Kamu    akan    memper-oleh  semua  jawaban.
                  Masa  lalu,  hari  ini,  juga  masa  depan.”

                         Aku  menatap  Miss  Keriting  dengan  bingung.  Bukan  saja  bingun g
                  dengan  kalimat  terakhirnya  yang begitu  misterius,  tapi  bingung  kenapa  Miss
                  Keriting  sendiri  yang  mengantarkan  buku  PR matematikaku  ke rumah.  Sore
                  ini?  Mendadak  sekali?  Kenapa  tidak  besok  pagi?  Di  sekolah?


                         ”Saya  harus  bergegas,  Bu.  Mengejar  waktu  dan  dikejar  waktu.”  Miss
                  Keriting  mengulurkan  tangan  kepada  Mama,  hendak  ber­pamitan.  ”Sekali
                  lagi,  saya minta  maaf  kalau  mengganggu.  Saya  sungguh   merasa   tersanjun g
                  Ibu  dulu  hampir  memberikan  nama  itu  kepada  Ra.  Selena.  Ibu  benar,  itu
                  artinya  bulan.  Bagi  bangsa  tertentu,  artinya  bahkan  lebih  dari







                                                                            http://cariinformasi.com
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77