Page 118 - PDF Compressor
P. 118
section. Ratusan buku yang memenuhi satu sudut tersembunyi
di Aksara Pacific Place ini. Sedikit berisik dengan suara obrol-
an dan dentuman musik yang menyusup masuk dari pintu
Canteen di sebelahnya. But I could care less, karena begitu aku
berdiri dikelilingi dinding-dinding penuh buku itu, I’m in my
own bubble. Peduli amat dengan dunia dewasa yang ada di
balik dinding ini.
Adulthood is overrated, if you ask me. Ketika kita kecil, every
single thing fascinates us, somehow. Mulai dari lilin, air, serang-
ga, tali, serbet, awan, hujan, batu, sepatu, sedotan, I could go
on and on. Semua benda-benda random yang ada di sekeliling
kita. Funny that now we’re older, semuanya baru menarik kalau
telah dinamai. Scented candle bernama Altru atau Volupa, air
bernama Evian, batu bernama Tiffany, dan sepatu yang bisa
dikenali dari first name-nya saja seperti Jimmy, Manolo,
116
Christian, Narcisso, dan Tory. Instead of being fascinated by the
things around us, we now try so hard to fascinate others by the
things on us.
Karena itu, my choice of therapy, ketika apa pun yang meng-
gantung di kepala ini tidak dapat diselesaikan dengan nama-
nama yang menguras isi dompet, adalah datang ke sini. The
only place that still fascinates me. Menghabiskan setengah jam
di children book section ini, Bocelli atau Griggolo mengalun di
telingaku yang tersumbat earphone iPod, membolak-balik ha-
laman Oh The Places You’ll Go-nya Dr. Seuss atau The
Missing Piece Meets The Big O-nya Shel Silverstein yang
masing-masing mungkin telah kubaca puluhan kali. This little
corner here is my sanctuary.
But you see, terkadang dalam hidup, we got things being
thrown to our faces. Bahkan kata-kata sederhana Dr. Seuss
yang biasanya mampu menamparku—”you have brains in your
Isi-antologi.indd 116 7/29/2011 2:15:20 PM