Page 283 - PDF Compressor
P. 283

Kedua matanya yang cokelat menatap gue dengan tulus, me-
                nunjukkan kekhawatirannya pada keadaan Denise. Gue juga
                belum tahu apakah ini memang genuinely Karin Adiwinata, atau
                memang dia sama jagonya dengan gue dalam hal memasang
                image tertentu. Yang gue tahu Karin perempuan kedua yang bisa
                membuat gue betah berlama-lama di dekat dia, kedua setelah
                Keara. Mungkin kelima kalau gue ikut menghitung Jessica Alba,
                Angelina Jolie, dan Natalie Portman.
                  Terlepas  dari  Denise  yang  masih  belum  sadar  juga  di  ru-
                mah  sakit,  this  is  a  good  day  actually.  Tadi  malam  akhirnya
                gue dan Keara bisa civilized lagi. Gue sudah nggak perlu para-
                noid  bakal  ditusuk-tusuk  sampai  mampus  oleh  Keara  lagi.
                Terlalu egois buat gue untuk memaksakan agar hari ini juga
                gue  bisa  ngomong  ke  Keara  sesuatu  seperti ”Lupakan  Ruly,
                ada gue yang selalu di sini buat lo,” atau ”Waktu gue bilang   281
                ke elo setahun yang lalu di Singapura itu bahwa gue sayang
                lo,  itu  bukan  sekadar  rayuan  gombal  seorang  Harris  Risjad,
                Key, itu benar, dan gue masih sayang sampai sekarang.” De-
                ngan dia mau bicara dengan gue lagi aja untuk saat ini sudah
                cukup.
                  Like I said, Rome was not fucking built in a day.
                  Karin mendengarkan gue dengan penuh perhatian saat gue
                bercerita tentang Denise. Gue menyukai ini. Cara dia mende-
                ngarkan  gue,  cara  dia  menatap  gue,  cara  dia  menyentuh  ta-
                ngan  gue  sesekali  di  tengah-tengah  obrolan  kami.  Hell,  ini
                masih jauh dari jatuh cinta. Ini masih seribu mil jaraknya dari
                perasaan  gue  kepada  Keara,  tapi  paling  tidak  gue  masih
                menikmati ini.
                  Karin  bercerita  dengan  semangat  ketika  gue  mengalihkan
                pembicaraan dengan bertanya bagaimana konsernya tadi ma-
                lam. Seumur hidup gue belum pernah mendengar bagaimana








        Isi-antologi.indd   281                                      7/29/2011   2:15:30 PM
   278   279   280   281   282   283   284   285   286   287   288