Page 58 - PDF Compressor
P. 58

Dia  menoleh,  dan  menurut  gue,  memaksakan  tersenyum.
               ”I’m  okay,  Ris.  Nggak  usah  sok  khawatir  banget  gitu  deh,
               nggak cocok tahu?”
                  Gue  tertawa. Andai  gue  bilang  gue  beneran  khawatir,  dia
               pasti  makin  bingung.  Dan  seandainya  gue  masih  merokok,
               gue akan dengan gampang menutupi kecanggungan gue seka-
               rang dengan embusan asap rokok berbagai bentuk.
                  ”Abis lo diem terus dari tadi, takut gue. Bukan karena kita
               terpaksa sekamar dan gue ngoroknya kenceng, kan?”
                  Keara akhirnya tertawa. Akhirnya. Buat gue serasa disiram
               air es di tengah-tengah terik begini. Lebai banget gue, ya.
                  ”Ngorok lo emang kenceng, Risjad, ingetin gue beli earplug
               sebelum kita pulang nanti, ya.”
                  ”Ngapain  pake  earplug?  Dengan  iPod  lo  itu  aja  elo  udah
               sukses ngacangin gue seharian ini.”
          56
                  ”Hehe, sori ya,” ujarnya. ”Gue kan cuma mau ngasih lo ke-
               sempatan untuk membalas semua BBM dari fans-fans lo itu,”
               dia melirik BlackBerry di tangan gue.
                  Whoops.
                  ”What, this? Dari kantor, Key,” gue berkilah.
                  ”Boong banget. Sini gue liat,” dia mengulurkan tangan ingin
               merebut BlackBerry dari tangan gue. Mampus.
                  ”Nggak  ada  siapa-siapa.  Beneran,”  gue  tertawa  dan  cepat
               menyembunyikan BlackBerry itu di saku celana. Let’s see dia
               berani  merogoh  apa  nggak.  Kalau  berani,  mampus  aja  gue.
               Keara  knows  me  too  well. Gue memang tadi curi-curi BBM-
               an.  Nggak  dengan  semuanya,  cuma  dengan  Kinar.  Hey,  can
               you blame me? Gue dicuekin seharian, Kinar ”tersedia”, masa
               gue tolak.
                  ”Kinar,  ya?  Atau  Luna?  Atau  Sophie?  Idih,  ngapain  juga
               gue ngabsen cewek-cewek lo gini.”








        Isi-antologi.indd   56                                       7/29/2011   2:15:16 PM
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63