Page 259 - Belajar dan Pembelajaran
P. 259
menjadi masalah peserta didik, selama konsep itu nyata berada (dapat
diterima oleh) pikiran peserta didik.
Penggunaan masalah nyata (Contex Problem) sangat signifikan
dalam PMRI. Berbeda dengan pembelajaran tradisional yang
menggunakan pendekatan pendekatan mekanisitik, yang memuat
masalah-masalah matematika secara formal. Sedangkan jika
menggunakan masalah nyata, dalam pendekatan mekanistiksering
digunakan sebagai penyimpulan dari proses belajar. Fungsi masalah
nyata hanya sebagai materi aplikasi pemecahan masalah dan
menerapkan apa yang dipelajari sebelumnya dalam situasi yang
terbatas.
Dalam PMRI, masalah nyata berfungsi sebagai sumber dari
proses belajar masalah nyata dan situasi nyata, keduanya digunakan
untuk menunjukkan dan menerapkan konsep-konsep matematika.
Ketika peserta didik mengerjakan masalah-masalah nyata, mereka
dapat mengembangkan ide-ide/konsep-konsep matematika dan
pemahamannya. Pertama, mereka, mengembangkan strategi yang
mengarah dengan konteks. Kemudian aspek-aspek dari situasi nyata
tersebut dapat menjadi lebih umum, artinya model atau strategi
tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah lain. Bahkan
model tersebut memberikan akses peserta didik menuju pengetahuan
matematika yang formal.
Perbedaan lain dari PMRI dan pendekatan tradisional adalah
pendekatan tradisional memfokuskan pada bagian kecil materi dan
peserta didik diberikan prosedur yang tetap untuk menyelesaikan
latihan individual. Pada PMRI, pembelajaran lebih luas (kompleks)
dan konsep-konsepnya bermakna. Peserta didik diperlakukan sebagai
partisipan yang aktif dalam pembelajaran, sehingga dapat
mengembangkan ide-ide matematika
Secara umum PMRI mengkaji tentang materi apa yang akan
diajarkan kepada peserta didik berserta rasionalnya, bagaimana
peserta didik belajar matematika, bagaimana topik-topik matematika
seharusnya diajarkan, serta bagaimana menilai kemajuan belajar
peserta didik. PMRI mempunyai tiga prinsip kunci, yaitu:
247