Page 64 - Belajar dan Pembelajaran
P. 64

individu.  Misalnya  dalam  hal  kepercayaan  sebagian  masyarakat
                  tentang  obat-obatan  yang  diiklankan  di  televisi.  Mereka  sudah  tahu
                  dan  terbiasa  menggunakan  obat-obat  tertentu  yang  secara  gencar
                  ditayangkan  media  televisi.  Jika  orang  sakit  maag  maka  obatnya
                  adalah promag, waisan, mylanta, ataupun obat-obat lain yang sering
                  diiklankan televisi. Jenis obat lain tidak pernah digunakannya untuk
                  penyakit maag tadi, padahal mungkin saja secara higienis obat yang
                  tidak tertampilkan, lebih manjur, misalnya : Syarat terjadinya proses
                  belajar dalam pola hubungan S-R ini adalah adanya unsur:  dorongan
                  (drive),  rangsangan  (stimulus),  respons,  dan  penguatan  (reinforcement).
                  Unsur  yang  pertama,  dorongan,  adalah  suatu  keinginan  dalam  diri
                  seseorang  untuk  memenuhi  kebutuhan  yang  sedang  dirasakannya.
                  Seorang  anak  merasakan  adanya  kebutuhan  akan  tersedianya
                  sejumlah  uang  untuk  membeli  buku  bacaan  tertentu,  maka  ia
                  terdorong untuk membelinya dengan cara meminta uang kepada ibu
                  atau bapaknya. Unsur dorongan ini ada pada setiap orang, meskipun
                  kadarnya tidak sama, ada yang kuat menggebu, ada yang lemah tidak
                  terlalu peduli akan terpenuhi atau tidaknya. Unsur berikutnya adalah
                  rangsangan  atau  stimulus.  Unsur  ini  datang  dari  luar  diri  individu,
                  dan  tentu  saja  berbeda  dengan  dorongan  tadi  yang  datangnya  dari
                  dalam. Contoh rangsangan antara lain adalah bau masakan yang lezat.
                        Dalam dunia aplikasi komunikasi instruksional, rangsangan bisa
                  terjadi,  bahkan  diupayakan  terjadinya  yang  ditujukan  kepada  pihak
                  sasaran agar mereka bereaksi sesuai dengan yang diharapkan. Dalam
                  kegiatan mengajar ataupun kuliah, di mana banyak pesertanya yang
                  tidak tertarik atau mengantuk, maka sang komunikator instruksional
                  atau pengajarnya bisa merangsangnya dengan sejumlah cara yang bisa
                  dilakukan,  misalnya  dengan  bertanya  tentang  masalah-masalah
                  tertentu  yang  sedang  trendy  saat  ini,  atau  bisa  juga  dengan
                  mengadakan  sedikit  humor  segar  untuk  membangkitkan  kesiagaan
                  peserta dalam belajar.
                        Dari adanya rangsangan atau stimulus ini maka timbul reaksi di
                  pihak  sasaran  atau  komunikan.  Bentuk  reaksi  ini  bisa  bermacam-
                  macam,  bergantung  pada  situasi,  kondisi,  dan  bahkan  bentuk  dari
                  rangsangan  tadi.  Reaksi-reaksi  dari  seseorang  akibat  dari  adanya


                  52
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69