Page 6 - Sinar Tani Edisi 4082
P. 6
6 Edisi 16 - 22 April 2025 | No. 4082 Tahun LV
Industri Perikanan berisiko kehilangan pekerjaan jika
tarif ini terus diberlakukan.
Terancam perikanan memang tidak
Diversifikasi Pasar
Untuk jangka pendek, pengusaha
tinggal diam. Banyak yang mulai
merencanakan diversifikasi pasar
ekspor. Ketua Umum Kesatuan
Tenggelam Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI),
Dani
Setiawan
mengungkapkan,
Indonesia harus segera mengalihkan
sebagian besar ekspor perikanannya
ke
lain,
negara-negara
seperti
Jepang, China, dan Malaysia.
“Pemerintah
harus
menjalin kerja sama perdagangan
yang lebih konkret segera
untuk
memperluas pasar ke negara-negara
seperti Inggris, Belanda, Denmark,
Tarif 32% yang dan Jerman,” ujar Dani, seraya
Presiden AS Donald menambahkan bahwa negara-
negara ini memiliki potensi pasar
Trump terapkan yang cukup besar untuk produk
untuk Indonesia udang olahan Indonesia.
Dani juga menyarankan agar
memicu ancaman pengusaha perikanan Indonesia
serius bagi industri lebih agresif dalam mencari peluang
pasar baru. Misalnya, negara-negara
perikanan. Ini menjadi Eropa yang selama ini memiliki
sebuah tantangan permintaan tinggi terhadap produk
besar bagi para udang olahan. begitu, tantangan
Meskipun
pengusaha perikanan utama tetap ada. Selain tarif yang
Tanah Air yang tinggi, produk udang Indonesia
juga harus bersaing dengan negara-
mengandalkan pasar negara lain seperti Ekuador, India,
ekspor, ke Amerika dan Vietnam yang juga menjadi
pemain utama di pasar global.
Serikat. Mereka harus tidak akan sanggup menanggung pasar untuk menghindari kerugian Dengan sektor perikanan yang
menyusun strategi beban tarif 32%,” ujarnya. lebih lanjut. terancam gulung tikar, pemerintah
Namun, Muslim juga optimis
Tak hanya eksportir, sektor hulu
Indonesia juga diharapkan untuk
baru agar tidak seperti petambak dan nelayan bahwa eksportir perikanan di NTB memberikan dukungan yang lebih
tenggelam. juga akan merasakan dampaknya. sudah menyiapkan langkah mitigasi, besar kepada sektor ini. Salah
salah satunya dengan menjajaki
Di Indonesia, ada sekitar 2 juta
satunya melalui insentif fiskal, seperti
nelayan yang mengandalkan hasil pasar-pasar lain di Asia dan Eropa. meniadakan pajak penghasilan
tangkapan ikan untuk memenuhi Jepang dan China, misalnya, (PPh 22) untuk pembelian produk
elama Tahun 2024, kebutuhan hidup. Jika industri menjadi pasar potensial yang bisa
Amerika Serikat menjadi pengolahan perikanan terhenti, dimanfaatkan eksportir NTB. perikanan dan bahan baku.
salah satu tujuan maka jutaan pekerjaan berisiko Kondisi ini tentu saja tidak hanya Selain itu, memberikan relaksasi
utama ekspor produk hilang, termasuk ribuan pekerja berdampak pada eksportir besar pembayaran pajak badan bagi
perikanan Indonesia. Data yang menggantungkan hidup di dan pengusaha perikanan, tetapi perusahaan pengolahan perikanan.
SKementerian Kelautan sektor ini. juga menyasar ribuan pekerja yang Dukungan perbankan yang
dan Perikanan (KKP), nilai ekspor “Kita punya ratusan pabrik menggantungkan hidupnya pada memperpanjang waktu pembayaran
Indonesia ke AS tercatat mencapai pengolahan ikan dan udang, industri ini. Dari petambak ikan, dan menawarkan bunga rendah juga
1,90 miliar dollar AS atau sekitar 31,97% mungkin sekitar 800 pabrik. Jika nelayan, hingga pekerja pabrik sangat dibutuhkan agar pengusaha
dari total ekspor perikanan. Tidak terkena dampak, ratusan ribu pengolahan ikan dan udang, semua dapat bertahan dalam situasi yang
hanya itu, AS juga menjadi pasar pekerjaan bisa hilang,” ungkap Budhi sulit ini. Gsh/Yul
terbesar untuk udang Indonesia, khawatir.
mencakup sekitar 63% dari total Diplomasi jadi Jalan Terbaik
volume ekspor udang pada tahun Efek Domino
2024. Dengan tarif yang semakin tinggi, egosiasi dengan pemerintah Amerika
Namun, keputusan Trump Budi mengkhawatirkan sebagian Serikat menjadi satu-satunya solusi
mengenakan tarif 32% berpotensi besar pelaku usaha perikanan yang bisa diambil Indonesia untuk
mengguncang seluruh industri terpaksa menghentikan produksi. Nmelindungi sektor perikanan. Menteri
perikanan Tanah Air. Para pelaku Saat ini menurutnya, beberapa buyer Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono
usaha perikanan, mulai dari nelayan, sudah mulai membatalkan kontrak telah mengusulkan jalur diplomasi kepada Menteri
petambak, hingga eksportir, kini ekspor, sementara yang lainnya Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto,
terjebak dalam ketidakpastian. memilih untuk menunda pengiriman untuk meredakan dampak dari tarif yang ditetapkan AS.
Bagaimana tidak, tarif tersebut barang. “Memang cara satu-satunya adalah negosiasi,” kata Trenggono saat
tidak hanya akan meningkatkan “Ini tentu mempengaruhi kondisi ditemui di Jakarta. Pemerintah Indonesia, di bawah arahan Presiden
biaya produksi, tapi juga membuat perekonomian Indonesia, terutama Prabowo Subianto, kini berusaha sekuat tenaga untuk mengurangi
produk perikanan semakin bagi daerah-daerah yang sangat dampak dari kebijakan tarif ini. Namun, selain negosiasi, langkah jangka
tidak kompetitif di pasar global. bergantung pada ekspor produk panjang juga diperlukan, salah satunya dengan memperkuat konsumsi
Ketergantungan Indonesia terhadap perikanan, seperti Nusa Tenggara ikan dalam negeri.
pasar AS berubah drastis, menjadi Barat,” ujarnya. Di NTB, komoditas Trenggono menuturkan, upaya memperkuat konsumsi ikan di dalam
ancaman keberlanjutan industri perikanan seperti udang dan ikan negeri dapat menjadi alternatif yang efektif untuk menanggulangi
yang telah memberikan kontribusi tuna menjadi primadona ekspor dampak dari kebijakan AS. Dengan meningkatkan konsumsi ikan
signifikan terhadap perekonomian ke AS. Namun, dengan adanya tarif lokal, Indonesia bisa mengurangi ketergantungan pada pasar ekspor,
Indonesia. 32%, pengurangan volume ekspor khususnya ke AS.
Bagi Budhi Wibowo, Ketua Umum menjadi hal yang tak terhindarkan. Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan terus
Asosiasi Pengusaha Pengolahan Kepala Dinas Kelautan mendorong program-program untuk memasyarakatkan konsumsi ikan
dan Pemasaran Produk Perikanan dan Perikanan NTB, Muslim yang bergizi tinggi di kalangan masyarakat Indonesia. Selain itu, sektor
Indonesia (AP5I), kebijakan tarif ini mengungkapkan, dampak tarif tinggi perikanan juga dipandang sebagai salah satu pilar yang berpotensi
sangat membebani pelaku usaha, ini sudah mulai terasa. Perusahaan mengurangi angka stunting di Indonesia. Apalagi meningkatkan
terutama yang memiliki margin seperti PT. High Point Fisheries, yang konsumsi ikan dapat menjadi salah satu cara untuk menciptakan pola
keuntungan tipis di bawah 5%. “Jika sebelumnya mengandalkan pasar makan yang lebih sehat dan bergizi bagi masyarakat. Gsh/Yul
kami harus menurunkan harga, AS, kini harus mencari alternatif
maka petambak dan nelayan pun

