Page 11 - Sinar Tani Edisi 4082
P. 11
Info P PVT P P Edisi 16 - 22 April 2025 | No. 4082 Tahun LV 11
Kementan Bergerak Cepat
Kawal Swasembada
Pangan di Sukabumi
Kementerian Pertanian terus meng gencarkan kegiatan
swa sembada pangan di Kabupaten Sukabumi, Jawa
Barat. Diantaranya dengan mengawal langsung jalannya
pertanaman padi di semua kecamatan Sukabumi.
kerja di Sukabumi untuk percepatan Kecamatan Purabaya, direncanakan
eperti diketahui, Menteri kolaborasi dengan berbagai pihak, monitoring langsung di lapangan. penyusunan buku perencanaan
Pertanian (Mentan), terutama dengan jajaran pemerintah “Kita turun habis-habisan, semua tanam.
Andi Amran Sulaiman daerah, TNI dan juga para petani. wilayah tercover. Ini arahan langsung “Dalam rapat dibahas pula kendala
meminta semua jajaran “Minggu ini kami menurunkan dari Pak Menteri. Kita kejar target dalam optimalisasi penanaman di
kerjanya untuk bergerak tim dibeberapa kecamatan untuk swasembada dengan semangat dan Kecamatan Purabaya,” tambahnya.
Scepat melakukan panen memonitoring LTT dapat terus kerja nyata,” tegasnya. Saat ini di wilayah tersebut, petani
dan tanam untuk meningkatkan ditingkatkan, mengingat masih ada Salah satu kecamatan yang membudidayakan padi varietas
produksi beras di seluruh Indonesia. hujan untuk mengairi penanaman dimonitoring yakni Cisaat dengan unggul Hibrida Mapan 05.
“Semua harus bergerak, tidak padi,” ujarnya. potensi lahan yang cukup besar. Monitoring dan kunjungan
boleh berpangku tangan demi Leli menambahkan, kegiatan Kecamatan Cisaat mengajukan lapang dilaksanakan bersama
terwujudnya swasembada sesuai monitoring kegiatan LTT di Sukabumi usulan 2 lokasi khusus untuk Pusat PVTPP, dengan Direktorat
perintah Bapak Presiden Prabowo dikoordinasikan dengan masing- optimalisasi lahan (Oplah) non Serealia, Dinas Pertanian Kabupaten
agar bisa tercapai dalam waktu masing Balai Penyuluh Pertanian rawa yakni di Desa Gunungjaya Sukabumi, Jajaran TNI, Penyuluh
dekat,” kata Mentan. (BPP) yang berada di masing-masing dan Desa Babakan. Saat koordinasi Pertanian dan para Kelompok Tani
Mengenai hal ini, Kepala Pusat kecamatan. “Kami mencatat potensi, dilaksanakan, hadir konsultan dari yang langsung bergerak melakukan
Perlindungan Varietas Tanaman kesanggupan tanam dan kendala- Universitas Padjajaran yang akan olah tanam.
dan Perizinan Pertanian yang juga kendalanya, sehingga bisa dicarikan melakukan survei lokasi SID. “Dengan pergerakan ini
Penanggungjawab LTT Terintegrasi jalan keluarnya,” ujarnya. Kecamatan lainnya yang kami optimis mampu mencapai
di Kabupaten Sukabumi, Leli Nuryati Leli Nuryati menekankan dimonitoring adalah Kecamatan swasembada dalam waktu cepat
mengatakan, bahwa pergerakan pentingnya periode April sebagai Cireunghas, Gegerbitung dan seperti perintah Bapak Presiden
panen dan tanam di Sukabumi momen kritis untuk mengejar target Purabaya. Potensi LTT di tiga dan juga arahan langsung Bapak
sudah berjalan optimal. Apalagi tanam nasional. Bahkan tim dari kecamatan tersebut masih Menteri Pertanian,” jelasnya.
pemerintah terus memperkuat pusat telah dibagi ke seluruh wilayah cukup besar. Bahkan khusus di Humas PPVTPP
T ANI SUK SES
Setelah dikeringkan, hasil gabah
kering giling (GKG) mencapai 4–4,8
Yazid Bustomi, ton per hektare. Mayoritas ia jual
ke tengkulak, menghasilkan omzet
Rp25–36 juta per hektare per musim.
Setelah dipotong biaya produksi
Bisa Panen Cuan sekitar Rp15–25 juta per hektare, ia
bisa mengantongi laba bersih Rp10
juta. Dengan dua musim tanam per
dari Sawah tahun dan lima hektare lahan, tak
sulit menebak seberapa besar pundi-
pundi rupiah yang masuk ke kantong
Yazid.
Yazid Bustomi, petani muda asal Indramayu, Meski modern, Yazid tak mening-
buktikan bahwa bertani padi bisa mendatangkan gal kan akar tradisi. Di desanya, sistem
cuan besar. Dengan teknologi modern, ia panen ceblokan yaitu kerja tim dari tanam
hingga panen, masih berlangsung.
untung hingga puluhan juta per hektare setiap Bedanya, sekarang tugas menanam
musim tanam! digantikan oleh mesin. Tim hanya
perlu menyiapkan bibit dalam baki.
azid Bustomi bukan traktor dan implement traktor. Tapi hektare hanya dalam sehari. Bibit Namun tantangan tetap ada. Saat
petani biasa. Di tengah siapa sangka, dari alat yang ia buat tinggal ditaruh di baki khusus, lalu panen, tak jarang anggota tim lebih
hamparan sawah Desa sendiri, ia kemudian terjun langsung mesin bekerja rapi, cepat, dan presisi. memilih mengerjakan sawah lain
Kongsijaya, Kecamatan ke dunia pertanian. Tanpa ribut, tanpa lelah. Pekerjaan lebih dulu. Tapi Yazid tak khawatir.
Widasari, Kabupaten Tahun 2013 menjadi titik baliknya. yang biasanya melibatkan belasan Mesin panen yang ia gunakan bisa
YIndramayu, Jawa Barat, Ia mulai serius mengelola lima orang selama berhari-hari, kini cukup menyelesaikan satu hektare dalam
ia menanam lebih dari sekadar hektare lahan sawah. Berbekal ilmu, satu orang dan satu mesin. sehari. Efisiensi jadi senjata utama.
padi, ia menanam mimpi, inovasi, pengalaman, dan rasa penasaran, Begitu juga saat olah tanah. Kekaguman Yazid pada kemajuan
dan cuan. Di usia 34 tahun, Yazid Yazid memilih jalur berbeda dari Dengan traktor roda empat, biaya pertanian di Vietnam dan Thailand
membuktikan bahwa bertani padi kebanyakan petani di sekitarnya, ia cukup Rp600 ribu sampai Rp 1 juta menjadi pemicu semangat. Ia
tetap bisa menguntungkan, asalkan memanfaatkan alat mesin pertanian per hektare, dibandingkan olah percaya, Indonesia bisa sejajar jika
tahu caranya. Rahasianya? Teknologi (alsintan) untuk mengolah tanah, tanah manual yang butuh Rp 5,6 juta petani mau berubah. Maka, lewat
dan mekanisasi. menanam, hingga memanen. Salah dan waktu tiga hari. Hemat tenaga, aksinya, ia mengajak petani lain untuk
Kisah Yazid tak dimulai dari lumpur satu andalannya adalah mesin hemat biaya, dan pastinya hemat berani mencoba teknologi.
sawah, melainkan dari panasnya transplanter, mesin penanam bibit waktu. “Petani itu sebenarnya mudah
api las. Sejak 2008, ia menjalankan padi otomatis. Produktivitas lahan Yazid pun tak berubah, asal ada yang memberi
bengkel kecil yang memproduksi Satu mesin transplanter bisa main-main: rata-rata 8 ton gabah contoh dan membimbing,” ujarnya.
berbagai alat pertanian seperti roda menanam padi di lahan setengah kering panen (GKP) per hektare. Nattasya/Gsh