Page 191 - Modul Ajar Fix per jenjang_2024/2025
P. 191
LAMPIRAN- LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Aktivitas
Simaklah artikel berikut!
Urgensi Kesetaraan Gender
Berbagai persoalan ketimpangan gender di Indonesia tidak semata-mata terjadi karena pembangunan
yang belum sepenuhnya mempertimbangkan masalah gender. Terdapat pula tantangan pembangunan
yang masih dihadapkan pada praktik budaya, belum berpihak pada kesetaraan gender. Masih banyak
pandangan bahwa anak perempuan tidak perlu sekolah tinggi. Mitos pendidikan menyebabkan
perempuan menjadi perawan tua, pendidikan tentang seksualitas yang dianggap tabu, dan kondisi
ekonomi menyebabkan sebagian anak perempuan terpaksa menikah di usia sekolah. Kesehatan
reproduksi perempuan juga masih bergantung pada proses pengambilan keputusan pihak lain.
Akibatnya, akses pada layanan kesehatan yang ada menjadi tidak bermakna. Sementara itu, tanggung
jawab kesehatan keluarga secara budaya masih dibebankan sepenuhnya kepada perempuan. Adapun di
bidang ekonomi, partisipasi kerja perempuan masih menghadapi dilema tanggung jawab dalam ranah
domestik (keluarga) dan pengembangan potensi diri di ruang publik (pasar kerja).
Konstruksi budaya masih menempatkan perempuan tidak bisa leluasa seperti laki-laki. Data BPS
menunjukkan status pekerjaan utama antara perempuan dan laki-laki masih terjebak dengan cara
pandang pada stereotip peran gender. Jenis pekerjaan berbasis pengasuhan dan perawatan masih
didominasi oleh perempuan, sedangkan jenis pekerjaanyang dinilai maskulin menjadi ranah mayoritas
laki-laki (Kementeria PPPA, 2020). Data ini menunjukkan tantangan pembangunan manusia di
Indonesia masih dipengaruhi oleh konstruksi budaya yang belum responsif gender.
Perubahan cara pandang yang mengedepankan kesetaraan gender penting bagi pembangunan manusia
karena berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia pada masa mendatang. Mengarusutamakan
pembangunan manusia berbasis gender tidak dapat dihindari jika kemajuan bangsa dan keadilan sosial
menjadi visi bangsa. Peningkatan sumber daya manusia berbasis gender juga diperlukan agar cara
pandang dan perspektif seluruh elemen bangsa tidak lagi melihat perempuan sebagai sumber masalah
dan objek pembangunan.
Perempuan tidak boleh lagi diposisikan secara subordinat dan marginal dalam sistem pembangunan.
Cara pandang yang merendahkan perempuan ini dapat melanggengkan praktik-praktik ketidakadilan
dan diskriminasi berbasis gender, baik dalam bentuk pembatasan, pengurangan, maupun penghilangan
hak-hak dasar perempuan sebagai warga negara. Kerentanan perempuan menjadi korban kekerasan
dalam berbagai bentuknya semakin berisiko. Jika tidak diintervensi, maka situasi ini menjadi hambatan
nyata dalam pembangunan manusia di Indonesia.
Sumber: https://www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/list/50a46-pembangunan-manusia-berbasis-
gender-2020.pdf
Sebelum menjawab pertanyaan berikut, kalian perlu melakukan penyelidikan mengenai konsep gender.
Lakukanlah penelusuran informasi melalui buku ataupun internet mengenai pengertian gender.
Selanjutnya, ajaklah teman sebangku kalian untuk menjawab pertanyaan berikut berdasarkan literasi
artikel di atas!
1. Apakah penyebab utama diskriminasi gender pada artikel?
2. Penulis tidak menunjukkan secara eksplisit “pihak” yang bertanggung jawab atas masalah
diskriminasi gender pada artikel. Siapakah pihak yang dimaksud?
3. Tahukah kalian bahwa kesetaraan gender masuk sasaran pembangunan berkelanjutan dunia atau
Sustainable Development Goals (SDGs)? Mengapa kesetaraan gender penting diangkat dalam
sasaran SDGs?
4. Berikan contoh masalah ketidaksetaraan gender yang ada di lingkungan sekitar kalian!
5. Kemukakan ide/gagasan contoh partisipasi nyata yang dapat kalian lakukan di sekolah untuk
membangun kesetaraan gender!
Aktivitas
31