Page 32 - Thesis Awan
P. 32
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Komponen Penyusun Asap Cair
Hasil analisis komponen penyusun asap cair kayu durian Durio spp tercantum pada
Tabel 5.
Tabel 5. Komponen Penyusun Asap Cair Pada Berbagai Suhu Pirolisis
Komponen Penyusun Asap Cair
Suhu Pirolisis (C)
Total fenol (%) Total asam (%)
350 1,59 6,06
400 1,75 5,88
450 1,61 5,40
masing-masing ulangan sebanyak 3 kali
Berdasarkan hasil analisis komponen fenol dan asam pada asap cair kayu durian
suhu pirolisis 350C, 400C, 450Cyaitu adanya perbedaan kadar fenol dan kadar asam.
Tabel 5 menunjukkan kadar fenol tertinggi pada suhu pirolisis 400C dengan kadar fenol
1,75%, sedangkan kadar asam tertinggi pada suhu pirolisis 350C dengan kadar asam
6,06%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya penurunan kadar asam dan
meningkatnya kadar fenol dengan meningkatnya suhu pirolisis pada proses pembuatan
asap cair kayu durian. Kualitas asap cair yang diproduksi tentunya sangat ditentukan oleh
kadar asam organik yang memiliki peranan tinggi dalam asap cair asam organik tersebut
yaitu asam asetat.
Proses pembuatan asap cair melalui proses pirolisis. Pirolisis adalah proses
pemanasan suatu zat dengan oksigen terbatas sehingga terjadi penguraian komponen-
komponen penyusun kayu atau senyawa organik menjadi produk cair (Yaman, 2004).
Pirolisis kayu akan mengalami peruraian zat selulosa 240C - 350C, lignin pada suhu
280C - 500C. selulosa dan hemiselulosa terurai menjadi asam asetat (Girard 1992).
Lignin terurai menjadi asam format, fenol, aseton (Judoamidjo et al. 1989).
Menurut Akbar (2013), tingginya suhu pirolisis yang diberikan pada saat proses
pembuatan asap cair menyebabkan semakin tinggi panas pada kayu untuk menguraikan
hemiselulosa dan selulosa menjadi komponen-komponen senyawa kimia yang bersifat
asam terutama asam asetat. Apabila pembakaran pada proses pembuatan asap cair
dilakukan dengan cepat, maka ada kemungkinan komponen kayu tersebut tidak
terdekomposisi secara sempurna.
22