Page 259 - bahan materi film sejarah berita proklamasi kemerdekaan di Indonesia
P. 259

BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN DI INDONESIA





                 mendirikan Partai Nasional Indonesia. Ketiga, mendirikan Badan Keamanan
                 Rakyat. Di kemudian hari Hassan Basry dalam bukunya Kisah Gerilya

                 Kalimantan (2003) mengeritik Hamidhan karena tidak satupun dari ketiga
                 tugas itu dilaksanakannya karena ia ”menghilang” kembali ke pulau Jawa.
                       Namun sebelum kepergiannya ke Rantau,  A.A Hamidhan diijinkan

                 untuk bertemu dengan tokoh pejuang Banjarmasin, yaitu Pangeran Musa
                 Andi Kesuma, Mr Roesbandi, dan Dokter Sosodoro Djatikesuma. Dan
                 Surat pengangkatan dari PPKI untuk Mr Soebandi sebagai Ketua Komite
                 Nasional Indonesia Daerah (KNID) dan Dokter Sosodono sebagai Ketua
                 Partai Nasional Indonesia (PNI) Daerah ke -17. Pada kesempatan itu pula,

                 Hamidhan  menyerahkan  surat  kabar  Asia  Raya  pimpinan  B.M.  Diah  dari
                 Jakarta yang memuat berita tentang proklamasi dan teks proklamasi 17
                 Agustus 1945.

                       Jepang baru mengizinkan koran Borneo Simboen edisi Banjarmasin
                 untuk memuat berita proklamasi pada tanggal 26 Agustus 1945. Justru berita
                 proklamasi disiarkan terlebih dahulu oleh surat kabar Borneo Simboen
                 terbitan Hulu Sungai di kota Kandangan, yang mendapatkan sumber berita
                 langsung dari radio Domei di Jakarta secara diam-diam. Berita proklamasi

                 juga disebarkan lewat Pasar Malam yang diselenggarakan di Kandangan
                 tanggal 20-20 Agustus 1945. Berita proklamasi diterima dari bocoran para
                 pegawai Indonesia yang bekerja di siaran Radio Banjarmasin,Hosokyoku,

                 khususnya kepada pelajar Tyugakko.
                       Di  daerah  Kandangan,  pejuang  tidak  mendapat  halangan  untuk
                 mengibarkan  bendera  Merah  Putih  dan  menyanyikan  lagu  kebangsaan
                 Indonesia Raya. Selain sumber radio, surat kabar, dan dari orang per orang,
                 informasi mengenai berita Proklamasi juga diperoleh dari tentara Australia

                 yang tergabung salam Sekutu. Tentara Australia yang bernama Charles Fostar
                 dan Victor Little yang mengaku dari Partao Komunis Australia. Keduanya
                 menyerahkan 5 lembar pamflet yang telah dikeluarkan oleh kaum politisi

                 Indonesia yang berada di Australia.

                                                                                     259
   254   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264