Page 257 - bahan materi film sejarah berita proklamasi kemerdekaan di Indonesia
P. 257

BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN DI INDONESIA





                 banyak tokoh dimasa itu pula yang bukan merupakan gubernur tetapi
                 memiliki peranan dalam menyebarkan berita proklamasi. Mereka adalah

                 para pemuda yang tergabung dalam Barisan Pelopor Istimewa, khususnya
                 karena sejak lama telah membuat dirinya sebagai spesialis bagi daerah-
                 daerah tertentu, misalnya Chalid Rasjidi dan Semaun Bakri untuk Banten,

                 Ir. Sakirman untuk Kedu, S. Suhud untuk Pati, Sumaryo untuk Yogyakarta,
                 Surwoko untuk Solo, Ismangunwinoto untuk Kediri.
                       Wilayah Sumatera diwakili oleh Teuku Nyak Arief untuk Aceh, Amir
                 Sjarifuddin untuk Sumatera Barat, Mr. Teuku Mohammad Hasan selaku
                 Gubernur Sumatera pada masa itu. Serta Gubernur di wilayah Jawa barat

                 oleh Sutarjo  Kartohadikusumo,  R.  Pandji  Soeroso  Gubenur  Jawa  tengah,
                 R.A. Soerjo Gubernur Jawa timur. Wilayah Kalimantan oleh Ir. Pangeran
                 Moh. Noor, Gubernur Sulawesi oleh Dr. G.S.S.J. Ratulangie, GubernurNusa

                 Tenggara/ Sunda Kecil oleh Mr. I Gusti Ketut Pudja dan Gubernur Maluku
                 oleh Mr. J. Latuharhary. Serta  Ahmad Soebardjo yang menjabat sebagai
                 Menteri Luar Negeri melalui perwakilan Indonesia di luar negeri, yaitu Dr.
                 Sudarsono untuk New Delhi.
                       Selain melalui buah  bibir, berita penyebaran proklamasi juga tersebar

                 melalui koran, contohnya koran Soeara Asia, Thahaja, Merdeka, Asia-Raya,
                 juga melalui siaran radio Hoso Kanri Kyoku dan radio Yoshima/Domei,
                 melalui pamflet, pengeras suara, dan melalui utusan seperti yang telah

                 dijelaskan diatas.
                       Seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia, berita tentang
                 proklamasi kemerdekaan Indonesia telah terdengar di  Kalimantan tidak
                 lama setelah 17 Agustus 1945.Sikap represif Jepang menjadi faktor penting
                 dalam hal ini disamping faktor sarana dan prasarana sehingga seminggu

                 setelah peristiwa bersejarah proklamasi tidak terjadi apapun di masyarakat.
                 Namun, informasi mengenai Proklamasi kemerdekaan akhirnya telah
                 sampai juga di Kalimantan. Gelombang radio, surat kabar, para pejuang

                 yang datang dari Jawa, pamlet, ataupun ekspedisi-ekspedisi yang dilakukan

                                                                                     257
   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261   262