Page 384 - bahan materi film sejarah berita proklamasi kemerdekaan di Indonesia
P. 384
BAHAN MATERI FILM SEJARAH
hingga lapisan bawah. Orang-orang Belanda dan golongan yang mendukung
NICA diboikot oleh masyarakat lapisan bawah.
Pada tanggal 20 Desember 1945 tercapai kesepakatan yang menerima
ketentuan-ketentuan kerja sama antara kaum republik dan NICA, tetapi
kesepakatan yang menguatkan posisi Indonesia banyak dilanggar oleh
pihak Belanda, sehingga Republik Indonesia secara sepihak membatalkan
perjanjian tersebut pada tanggal 27 Januari 1946.
Kepemimpinan panglima pasukan Sekutu, Jendral Chilton, sangat
lemah dalam menghadapi sepak terjang pasukan NICA yang terus saja
melakukan aksi teror terhadap kaum Republik.
Dengan cara apapun NICA mencoba menguasai Sulawesi. Salah
satunya dengan membujuk Najamudin Daeng Malewa - yang dianggap oleh
masyarakat Sulawesi sebagai Penjahat Perang - bergabung dengan NICA
dan ditawari kedudukan dan upah yang tinggi. Kejadian ini membuat
masyarakat Sulawesi menganggap Najamudin Daeng Malewa sebagai
pengkhianat.
Memang tidak dapat dipungkiri ketika proklamasi berkumandang
di Indonesia, terjadi pro dan kontra. Pihak kontra berasal dari raja-raja
luar Jawa yang telah didukung dan dijadikan kaya oleh Belanda, sehingga
mereka tidak tertarik terhadap kemerdekaan. Pihak ini lah yang menjadi
duri dalam daging bagi kemerdekaan Indonesia. Banyak diantara mereka
yang berkomplot dengan Belanda untuk memperkaya diri mereka. Hal ini
membuat Pemerintahan Ratulangie dihadapkan oleh kondisi yang dilematis.
Di satu pihak berhadapan dengan aksi provokasi Belanda, tapi di pihak lain
menghadapi sikap radikalisme pemuda dan pelajar hingga kaum Republik
berhaluan moderat dengan sikap rasio dan logika yang tidak menhendaki
pertumpahan darah yang dianggap sia-sia praktis tersingkir.
Sementara itu di kalangan bangsawan kerajaan-kerajaan, Sulawesi
Selatan terbagi antara pendukung Republik, terutama dari kalangan kerajaan
Bone, dengan kalangan yang tetap ingin menjalin kerja-sama dengan pihak
384