Page 383 - bahan materi film sejarah berita proklamasi kemerdekaan di Indonesia
P. 383
BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN DI INDONESIA
maupun NICA. Pasukan pemuda melakukan penyerangan di instalasi
militer pada malam hari. Oleh karena itu, Sam Ratulangi sebagai Gubernur
Sulawesi berinsiatif untuk membuat petisi kepada perserikat bangsa-bangsa
yang menyatakan ‘Sulawesi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari negara Republik Indonesia yang kemerdekaan sebagai bangsa telah
diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Petisi ini ditanda tangani oleh
semua lapisan masyarakat, mulai dari para raja, tokoh-tokoh agama,
pemimpin-pemimpin politik dan pemuda/pelajar. Petisi ini diserahkan
kepada Panglima Australia sebagai wakil tentara Sekutu di Indonesia Timur
untuk kemudian diteruskan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-
Bangsa yang baru dibentuk pada 24 Oktober di kota New York.
Pertemuan Ratulangi dengan panglima tentara Australia di Makassar,
F.O.Chilton, sebagai mediator dengan mempertemukan Dr. Lionel Cachet
(Belanda) dengan Dr. Sam RatuLangie bulan Desember 1945 untuk
meredakan ketegangan di Makassar. Perundingan itu menghasilkan
kesepakatan sebagai berikut:
1. Kota Makassar diperintah oleh Komite Bersama, yang terdiri dari petugas
Indonesia dan Belanda dibawah pengawasan Sekutu.
2. Daerah-daerah di luar Makassar diperintah oleh pihak Republik Dengan
Dr. Ratulangie sebagai pimpinan pemerintahan dengan Bone sebagai
ibukota Republik.
3. Status politik Sulawesi akan ditentukan kemudian hari, sesuai Dengan
status keseluruhan Indonesia berdasarkan pada persetujuan antara
pemerintah Belanda dengan Pemerintah RI yang akan datang.
Persetujuan tersebut memperkuat posisi Republik Indonesia sehingga
pasukan NICA tidak bebas memperlihatkan kekuasaannya, karena
berhadapan dengan militansi pemuda/pelajar, juga dengan masyarakat luas
383