Page 381 - bahan materi film sejarah berita proklamasi kemerdekaan di Indonesia
P. 381
BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN DI INDONESIA
agar bekerja sama dengan Belanda, tetapi perintah tersebut ditolak oleh
raja-raja seluruh pegawai negeri di Sulawesi.
Pada 1 Desember 1945 Raja Bone berinsiatif melaksanakan pertemuan
yang pernah dilakukan kediaman Andi Sultan Daeng Raja, dimana
diputuskan bahwa akan dilaksanakan pertemuan berkala untuk memberikan
dukungan bahwa rakyat Sulawesi Selatan berada di belakang proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pertemuan ini dihadiri hampir seluruh raja-
raja di Sulawesi Selatan. Pertemuan ini kemudian menghasilkan keputusan
yang memperkuat sikap selama ini, yaitu tetap berdiri di belakang proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan tidak sudi berhubungan NICA.
d. Penyerbuan Hotel Empress
Pihak Belanda semakin gencar melakukan aksinya menangkap para
nasionalis yang dicurigai akan melakukan aksi perlawanan. Sebagai contoh
penangkapan Manai Sofjan pada tanggal 28 Oktober 1945 di rumahnya.
Mengetahui Manai Sofjan ditahan, para pemuda dan pelajar melakukan
pertemuan di rumah Lanto Daeng Pasewang dibawah pimpinan Rivai Paerai
yang merupakan calon mahasiswa yang disiapkan jepang untuk belajar
ke Tokyo. Dalam pertemuan tersebut membahas mengenai cara merebut
kekuasaan di Makassar dengan hasil keputusan untuk melakukan gerakan
tanggal 29 oktober 1945. Mereka akan melancarkan aksi di Empress Hotel
yang mereka rundingkan dengan PPNI, tetapi tidak mereka rundingkan
dengan Gubernur Sam RatuLangi dan PKR. Aksi penyerangan direncanakan
mulai pukul 05.00 pagi. Barisan yang akan menyerbu sudah disiapkan sejak
pukul 04.00 subuh dan memperhitungkan bahwa penduduk sudah mulai
bangun dan akan bisa diajak ikut membantu. Diperkirakan pada waktu itu,
pihak Belanda masih tidur lelap. Pada kesempatan itu, Manai Sofyan berhasil
meloloskan diri dari tahanan dan kembali memimpin PPNI melakukan aksi
perlawanan.
381