Page 377 - bahan materi film sejarah berita proklamasi kemerdekaan di Indonesia
P. 377
BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN DI INDONESIA
(kepulauan Mariana), yang mengakibatkan krisis kabinet di Jepang. Tojo
meletakan Jabatan dan Jendral Koiso menggantikan sebagai perdana
menteri (1944-1945) dengan membawa kecenderungan yang lebih besar
untuk memikirkan kemerdekaan semu bagi Indonesia dan bangsa-bangsa
lainnya. Koiso mempunyai tugas berat memulihkan kewibawaan Jepang
dimata bangsa-bangsa Asia.
Pada tanggal 7 September 1944 perdana Menteri Koiso menjanjikan
kemerdekaan bagi ‘Hindia Timur’, tetapi dia tidak menentukan tanggal
kemerdekaan tersebut. Dia menjanjikan kemerdekaan kepada sejumlah
negara termasuk Indonesia. Janji itu disampaikan di depan sidang
Teikoku Einkai (Parlemen Jepang) dengan tujuan agar rakyat Indonesia
tidak mengadakan perlawanan terhadap Jepang. Sejak diikrarkannya janji
kemerdekaan tersebut, di kantor-kantor boleh dikibarkan Sang Merah
Putih yang berdampingan dengan bendera Jepang (Hinomaru), serta
diperbolehkan juga menggunakan bahasa Indonesia di kantor, sekolah
dan media masa. Sebagai realisasi dari janji kemerdekaan yang diucapkan
Perdana Menteri Koiso, maka pemerintah Jepang dibawah pimpinan Letnan
Jenderal Kumakici Harada pada tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan
pembentukan BPUPKI atau Dokuritsu Junbi Cosakai. Tindakan ini
merupakan langkah nyata pertama Jepang bagi pelaksanaan janji Koiso.
Pihak Jepang semakin terdesak dengan pemboman oleh Amerika
pada tanggal 6 Agustus dan 9 Agustus 1945 di kota Hiroshima dan
Nagasaki. Pada tanggal 15 Agustus Jepang menyerah tanpa syarat,
dan memberikan kesempatan bagi para pemimpin Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaan. Desakan dari kaum muda kepada kaum
tua untuk mempercepat proses proklamasi dengan membawa kaum tua ke
Rengasdengklok. Kejadian ini terkenal dengan ‘Peristiwa Rengasdengklok’
yang terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945. Peristiwa Rengasdengklok
mengantar pada proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
377