Page 432 - bahan materi film sejarah berita proklamasi kemerdekaan di Indonesia
P. 432
BAHAN MATERI FILM SEJARAH
kehadiran pemuda-pemuda Ambon yang menjalankan pendidikan di pulau
Jawa, seperti di kota Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Semarang, dan Surabaya
serta di pulau Sulawesi seperti di kota Makassar dan Tondano.
Pemuda-pemuda Ambon yang menempuh pendidikan baik di Jawa
maupun Sulawesi bahkan ada yang melanjutkan pendidikan mereka di
bidang kedokteran dan hukum di negeri Belanda. Kemudian setelah selesai
menempuh studi di Belanda, mereka kembali ke Jawa ataupun ke Ambon.
Pemuda-pemuda Ambon yang menempuh pendidikan baik di Jawa,
Sulawesi maupun di Belanda, mereka adalah Mr. Johanes Latuharhary, Ir.
Martinus Putuhena, Dr. Jacob Bernardus Sitanala, Dr. Melkianus Haulussy,
Abdul Muthalib Sangaji, Wellem Johanes Latumenten, Herman Pieters, F.M.
Pupella, Dr. J. Kayudoe, Prof. Dr. Jonas Latumenten, Mohammad Padang
dan Sultan Mudasfar Syah.
Pertemuan dengan berbagai pemuda selama menempuh pendidikan
membuat pemuda-pemuda Ambon secara perlahan mulai melibatkan
diri ke dalam kegiatan politik yang didasari atas kesadaran diri sendiri
dan sukarela. Keterlibatan pemuda-pemuda Ambon tersebut di dalam
kegiatan politik awalnya hanya bertujuan untuk mencapai kemajuan serta
kemakmuran penduduk Ambon, seperti yang dilakukan oleh salah satu
organisasi yang bernama Sarekat Ambon di Semarang.
Sarekat Ambon sendiri didirikan oleh Aleksander Yacop Patty
pada tanggal 9 Mei 1920. Melalui Sarekat Ambon yang melibatkan kaum
intelektual inilah, orang Maluku khususnya Ambon untuk pertama kalinya
terlibat di dalam organisasi politik dan mulai memahami pentingnya
arti sebuah nasionalisme. Ide-ide tentang nasionalisme Indonesia serta
propaganda anti-Belanda terus disebarluaskan oleh Patty dan kawan-
kawan kepada seluruh pemuda dan masyarakat Maluku melalui Sarekat
Ambon yang semakin hari semakin berkembang dan mulai memiliki cabang
di kota-kota lain.
432