Page 435 - bahan materi film sejarah berita proklamasi kemerdekaan di Indonesia
P. 435
BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN DI INDONESIA
Jepang nyatanya makin memburuk. Masyarakat semakin melarat dan susah
hidupnya karena diterapkannya romusha (kerja paksa). Mereka disiksa
tanpa belas kasihan dan perikemanusiaan. Pendidikan yang diberikan oleh
pemerintah Jepang pun semata-mata hanya sebagai alat propaganda dan
berupaya memanfaatkan para pelajar untuk mengikuti wajib militer menjadi
tentara Jepang dalam rangka membantu Jepang dalam perang.
Cara hidup masyarakat Ambon pun diatur sedemikian rupa dan
harus mengikuti cara hidup orang Jepang seperti sikap, cara berpakaian,
menyanyikan lagu kebangsaan Jepang, serta memberikan hormat kepada
bendera Jepang. Kegiatan keagamaan juga dibatasi bahkan banyak
pendeta ditangkap dan dibunuh. Dakwah Islam pun tidak dapat berjalan
sebagaimana mestinya. Para intelektual yang dianggap membahayakan
pun ditangkap dan dibunuh.Namun dengan segala keterbatasan yang ada,
kaum pergerakan terus melakukan gerakan bawah tanah, melalui mata-
mata sekutu untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
c. Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Maluku
Kekalahan Jepang terhadap terhadap sekutu pada tanggal 15 Agustus
1945 menyebabkan situasi di Maluku tak terkecuali di Ambon mengalami
sebuah masa transisi. Berita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang
telah sampai dan diketahui para pemuda Maluku segera diupayakan untuk
disebarluaskan melalui radio dan surat kabar Mr. Johanes Latuharhary
ke seluruh pelosok Maluku. Mr. Johanes Latuharhary melalui pidatonya
menyatakan bahwa pemuda-pemuda Ambon siap membentuk barisan untuk
mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang sudah berhasil dicapai.
Upaya penyebaran berita proklamasi tidak lepas dari upaya pemuda di luar
Jawa yang berupaya menyebarluaskan berita proklamasi ke seluruh pelosok
Indonesia termasuk ke Ambon melalui surat kabar dimana suratkabar
ini merupakan sarana komunikasi utama untuk menyebarluaskan berita
proklamasi.
435