Page 433 - bahan materi film sejarah berita proklamasi kemerdekaan di Indonesia
P. 433

BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN DI INDONESIA





                       Penyebaran gagasan nasionalisme dan propaganda anti Belanda
                 itu mendapat sambutan baik dari pemuda dan organisasi lain yang
                 ada di  Ambon. Namun karena dianggap membahayakan, keberadaan

                 Sarekat Ambon ditentang oleh raja-raja setempat di Ambon. Pertentangan
                 keberadaan Sarekat  Ambon oleh raja-raja  Ambon tersebut merupakan
                 perintah yang diberikan oleh pimpinan Residen Ambon pada mereka dengan
                 tujuan untuk menghilangkan pengaruh Sarekat Ambon di wilayah Ambon.

                 Kemudian  Aleksander Yacop Patty pun akhirnya berhasil ditangkap dan
                 diadili. Untuk selanjutnya ia diasingkan ke Boven Digul, Irian Barat.
                       Namun perjuangan Sarekat Ambon tidak berhenti begitu saja. Setelah
                 pemimpin mereka ditangkap dan diasingkan, perjuangan Aleksander Patty

                 dilanjutkan oleh Mr. Johanes Latuharhary yang mana ia membawa Sarekat
                 Ambon dan organisasi lainnya bersatu untuk mencapai tujuan Indonesia
                 merdeka. Sarekat  Ambon terus bertahan meskipun banyak mendapat
                 tekanan dan pertentangan dari berbagai macam pihak.



                 b. Ambon Masa Pendudukan Jepang
                       Tahun 1942 adalah tahun dimana untuk pertama kalinya pasukan
                 Jepang mendarat di  Ambon. Tak lama setelah itu, Jepang langsung

                 menjadikan  Ambon sebagai bagian dari wilayah administrasi kelautan
                 dengan pusat pemerintahannya di Makassar. Wilayah Ambon sendiri pada
                 masa itu berada di bawah kekuasaan Seram Minseifu yang mana Maluku
                 sebagai residen dengan pusat pemerintahan administrasi di  Ambon.

                 Untuk mencapai tujuan memenangkan perang melawan sekutu, Jepang
                 memanfaatkan anggota Sarekat  Ambon sebagai alat untuk memperoleh
                 dukungan dari masyarakat lokal. Hal tersebut dilakukan Jepang dengan
                 mengangkat pemimpin Sarekat Ambon E.U. Pupella yang telah memimpin

                 Sarekat Ambon sejak 1938 untuk menjadi bunkencho.






                                                                                     433
   428   429   430   431   432   433   434   435   436   437   438