Page 45 - Sejarah Trem di Surabaya
P. 45
trem” di beberapa titik dikarenakan para
pengendara/pengemudi kendaraan bermotor belum
paham akan lalu lintas trem-trem listrik di Surabaya.
Rambu-rambu “awas trem” dengan memakai lampu
didalamnya terdapat di 4 (empat) wilayah, yaitu:
1. fatsal 2 b. Gatotan (Jl. Gatotan) - Tempelstraat (Jl.
Kepanjen)
2. fatsal 2 c. Boomstraat (Jl. Branjangan) - Heerenstraat
(Jl. Rajawali)
3. fatsal 2 e. Kramatgantung (Jl. Kramat Gantung) -
Dwars-Heerenweg (Jl. Tambak Bayan)
4. fatsal 2 f. Nieuwe Hollandstraat (Jl. Pesapen Kali -
Belakang Penjara) - Krembangan Westerkade (Jl.
Krembangan Barat)
Pemasangan rambu tersebut adalah sebagai tata
tertib lalu lintas dan pengamanan bagi para pengguna
jalan agar tidak terjadi kecelakaan antar pengguna jalan
lainnya.
Beroperasinya trem di Surabaya saat itu membawa
dampak baik dan buruk bagi lalu lintas Kota Surabaya.
Bahkan pihak Polisi Negara (Kantor Karesidenan / Kota
Besar Surabaya, Bag. Lalu Lintas) mengusulkan tentang
pemindahan tempat pemberhentian trem dari Jl. Niaga ke
barat gedung Lindeteves. Namun usul tersebut tidak dapat
persetujuan, sedangkan Inspeksi Lalu Lintas 9 (DKA)
Timur memberi persetujuan terkait tempat pemberhentian
trem di Jl. Niaga (utara penjagaan Polisi Lalu Lintas) agar
Sejarah Trem di Surabaya | Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya 44