Page 114 - PGSD-MODUL 1 BAHASA INDONESIA
P. 114

Contoh:

                             Gembala
                             Perasaan siapa tidak kan nyala
                             Melihatkan anak berlagu dendang
                             Seorang diri di tengah padang
                             Tiada berbaju buka kepala


                             Beginilah hasil anak gembala
                             Berteduh di bawah kayu yang rindang
                             Semenjak pagi meninggalkan kSaudarang
                             Pulang ke rumah di senja kala

                             Jauh sedikit sesayap sampai
                             Terdengar olehku bunyi serunai
                             Melagukan alam nan molek permai
                             Wahai gembala di segara hijau
                             Membawa puputmu menurutkan kerbau
                             Maulah aku menurutkan diriku
                                            (Muhamad Yamin)


                             Puisi di atas berbeda dengan pantun, syair, atupun gurindam. Bentuk dan isi
                        puisi tersebut lebih bebas. Puisi di atas tidak terikat oleh berbagai ketentuan baku,

                        itulah karakteristik dari puisi baru. Berbeda dengan puisi lama, puisi baru lebih

                        bebas  baik  dalam  hal  jumlah  larik  dalam  setiap  bait,  jumlah  suku  kata  dalam
                        setiap larik, pola rima, ataupun isinya.

                             Struktur puisi baru berua bait-bait. Setiap bait terdiri dari satu atau beberapa

                        larik. Berbeda dengan puisi rakyat, sturktur puisi baru tidak terikat. Jumlah larik
                        dalam setiap bait dan jumlah suku kata dalam setiap larik bersifat bebas.

                             Kaidah kebahasaan dalam puisi baru pun lebih bebas, tidak memiliki pola
                        baku  seperti  puisi  rakyat.  Rima  akhirnya  sangat  beragam,  tergantung  pada

                        kemampuan pengarangnya. Pilihan kata dalam puisi baru pada umumnya bersifat
                        konotatif,  mengutamakan  persamaan  bunyi,  dan  padat  makna.  Oleh  karena  itu,

                        kata-kata dalam puisi baru lebih berirama dan pendek-pendek.

                             Kaidah-kaidah kebahasaan puisi baru sebagai berikut.
                        a) Diksi
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119