Page 170 - 9 dari Nadira
P. 170
beila §. Chudori
habiskan.
Pada saat itulah seorang perempuan berusia sekitar 50
tahunan, mengenakan celana panjang kulit, ikat pinggang
rantai, blus tanpa lengan, dan sepatu hak setinggi lima
sentimeter masuk ke bar, berpegangan tangan dengan se
orang pernuda yang tinggi, berkulit terang, berwajah halus
dan licin dan lebih pantasjadi anaknya. Taramenelan ludah.
D i a merasa berada di dalam dunia komik karya Zaldy.3
"Aku rasa Nadira terbetot oleh Niko karena dia
karismatik ... ; Yosrizal mulai berteori.
Tara masih menatap perempuan paruh baya itu dari ke
jauhan. Pasangan itu duduk di pojok dan berciuman begitu
hebat. Tara masih menatap mereka dengan kepala yang su
dah mulai berputar.
"Karismatik taik!" Andara menjawab sembarangan.
"Zaman demo anti N KK/BKK, katanya dia top."
D
"H eri Akhmadi itu top. Niko Yu liar itu siapa? i a bukan
.
.
SI apa-si apa ... . ,
Tara seolah tidak mendengarkan debat kedua kawannya.
D i a sudah setengah mabuk. Dan pikirannya melayang ke
berbagai arah. D i a sendiri tak tahu apakah dia tengah me
racau atau tengah melamun. Sekali lagi, dia merasa berada
di dunia komik Zaldy.
"Apa Nadira tahu, sebelum dia ada Marita ... ; Tara
menggumam.
"Dan Yani," Andara men1ambahkan.
• Zaldy adalah seorang komikus "roman Jakarta• terkemuka di tahun 1970-an.
Jika Hans Jaladara dan Ganes T.H. dikenal sebagai komikus silat, maka Zaldy di
masa itu dikenal sebagai pencipta komik melankolik yang biasanya bercerita
tentang mahasiswa yang jatuh cinta pa<la seorang perempuan cantik. tapi akhir·
n y a sang mahasiswa jatuh ke pelukan perempuan yang usianya dua kali lipat
dari sang pemuda.
16�