Page 66 - 9 dari Nadira
P. 66
l:ieila ,§. Chudori
Kemala tersenyum dan menggeleng-geleng, "Saya rasa
kamu tak ingin mendengar satu kata pun yang buruk ten
tang orang yang kau cintai."
" J adi, kita menyaksikan Yu Nina d i bohongi terus
menerus oleh MasGilang?"
"Kita menyaksikan Yu Nina belajar untuk menjadi
dewasa; belajar menghadapi risiko dari keputusannya;
Kemala mengucapkan kalimat itu dengan tegas.
Kemala mengusap-usap codet kecil di atas alis mata
Nadir a, "Nad, kamu ingat dulu I bu pernah mengatakan apa
yangterjadi kalau lbu mati?"
"Ya, Bu ... ; suara Nadira serak dan khawatir, "tapi saya
tak pernah membayangkan I bu mati. Untuk saya, I bu ada
lah perwujudan puisi Chairil Anwar. I bu akan hidup 1.000
tahun lagi. . ."
Kemala mengelus rambut Nadira yang berantakan,
yang tak mengenal sisir itu. Lalu ujung jarinya mengusap
codet di atas alis mata kiri Nadir a.
"Kamu paham mengapa Yu Nina selalu membutuhkan
dukungan moral dua kali lipat dibandingkan kamu atau
Arya?"
Nadira menggelengkan kepala.
"Tidak Bu, tidak paham. Tapi saya yakin I bu punya
alasan yang tepat."
Kemala menghirup kopinya, "Kita harapkan saja dia
bahagia dengan pilihannya, Nad ... , dan lbu minta, kalian
berdua mendukungnya dengan ikhlas."
Nadira mengangguk.
***
§7