Page 70 - 9 dari Nadira
P. 70

Geilo ,§.  Chudori





                       J i w a   yang begitu tua dalam tubuh k e ci l   berusia enam
                  tahun. Nina akan se/alu kucintai dan kulindungi.


                                                    ***


                 Jakarta, 1993


                       Nina membuka matanya ketika selajur matahari  pagi

                  menyerang  matanya.  D       i a   melihat  siluet  Nadira  membuka
                 tirai  kamar,  lalu  duduk  di  samping  Nina yang  masih  te­
                 lungkup. Nina memicingkan  mata,  lalu menutup kepalanya

                 dengan bantal. Nadiramengacungkan gelasberisi kopi pan as
                 dan meletakkan  g e l as itu dekat wajah  Nina. Cuping hidung
                 N  i n a   bergerak-gerak.  D  i a   terpaksa membuka matanya dan
                 menyambar gelas kopi itu dari tangan adiknya.

                       "You are so relentless!• Nina mengger utu, tapi toh meng­
                 h i  r up kopi  itu. Matanya kini mulai terbuka.
                       Nadira  tersenyum  dan  membuka  semua  tirai  dan

                 jendela.
                       "Sudah  lima hari,  Yu ...  Kalau  kamar  ini punya mulut,
                 pasti  dia  akan  menjerit-jerit  minta  dimandikan ...  Yu
                 N  i n a   betah  dengan  bau  karnar  ini? Sudah  lima hari  tidak

                  dibersihkan ...  ,"  Nadira  menggerutu  sambil  membereskan
                 kotak  pizza,  bungkus  mie  ayam,  kaleng  soda,  tempat
                 yoghurt, bungkuseskrim, kotak pop-corn, bungkuscokelat,

                 dan  beberapa  botol  mineral  kosong  yang  menggeletak  d i
                 mana-mana.  Celana jins,  rok,  t-shirt,  blus lengan  panjang,
                 bra bergelantungan di  atas kursi, meja, tempat tidur.

                       "Kandang kambingjauh lebih bersih daripada ini, Yu .. "
                                                                                        .
                       Nina  melempar  bantal  k e   arah  w a j ah  Nadira,  tapi
                 Nadira berhasil menghindar. D          i a  tertawa dan akhirnya ikut

                 tiduran celentang.
                       Kini  mereka  berdua  berbaring celentang tak  berkata
                 apa-apa. Tapi Ninatahu, dalam beberapa detik, Nadira akan


                                                    61
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75