Page 72 - 9 dari Nadira
P. 72

l.:ieilo g,.  Chudori





                  nya malah akan menghajar siapapun yang membawa berita
                 buruk itu .. "
                              .
                       "I bu  membuat  g e nerali sasi  yang  berbahaya,"  Nina

                 menggumam.
                       Nadira  terdiam.  Baru  kali  i n i   dia  mendengar  Nina
                 membantah pendapat ibunya.

                                                                     N
                       "Yu ...  ," suara Nadira mulai serak. "Yu  i n a  harusbetul­
                 betul melupakan Mas Gilang .. Sungguh, Yu  i n a t erlalu ber­
                                                                      N
                 harga buat dia."

                       Hening.
                       Nadira  membersihkan  tenggorokannya,  memberani­
                 kan diri.  a l    harus melakukan  ini, agar kakaknya bisa kem­

                 bali sehat.
                       "Yu ...  ,  beberapa  tahun  yang  lalu,  sebelum  kalian
                 menikah ... Mas Gilang .. ."

                       Nina mencengkeram tangan  Nadira. D             i a   menggeleng­
                                                                                        i
                 geleng. Matanya masih terpejam, tapi air matanya mengal r
                                                                               d
                 terus-menerus. Setelah lima lhari mengurung diri  i   kamar
                 rumah  keluarga  Suwandi  d i   Bintaro,  baru  kali  ini  Nina
                 menangis.
                       "Aku  tahu ...  ,  aku  tahu ...  ,  tak  perlu  diceritakan ...  Aku
                 tahu dari cara Gilang berceriita tentang kamu .. ."

                       Nadira memeluk kakaknya erat-erat  seolah  tak ingin
                 melepasnya  lagi.  Kepala Nin.a menyusup  ke dada  adiknya.
                 Tiba-tiba saja,  Nina baru tahu letak  kunci yang dia lempar

                 ke dalam lautan  itu. Dan k i n i   dia merasa sudah  siap untuk
                 meminta maaf kepada adiknya.


                                                   ****



                                               Jakarta,  Mei  1992-September 2009







                                                   6C5
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77