Page 76 - 9 dari Nadira
P. 76

Jv1elukis. bangit





                mengetik usulan laporan yang akan dibawakan dalam rapat
                perencanaan siang itu.
                                                                         d
                      "Mereka memang aktor-aktor yang hidup  i   masa lalu;
                tetapi  film-filmnya mampu  menembus lorong waktu.  Kau
                jangan menganggap nama John Wayne itu sebagai kosa kata
                masa lalu. Apalagi  sekarang kamu  cuma tahu nama-nama

                Robert de Niro, Jack  i c holsorn,  Dustin Hoffman, atau s iapa
                                         N
                itu yangjadi banci dalam penjara Brazil itu .. ."
                      "William Hurt... "

                      "Ya,  William  Hurt.  Tapi  nama-nama  itu  tidak  legen­
                daris.  Film-film  mereka  belum  tentu  abadi,  meski  dalam
                resensimu itu kau puja-puja seolah  mereka itu mampu me­

                nembus lorong waktu.  Nanti kita  i  hat apakah  nama-nama
                                                          I
                yang kau sebut sebagai  aktor  llegendaris itu mampu berta­
                han atau tidak."

                      Nadira terdiam. Matanya menatap layar, karena dia se­
                dangmengusulkan beberapa  i putan.  i   telinganyadia men­
                                                   l
                                                             D
                dengar  nama John  Wayne,  sedangkan  di  layar  dia sedang
                mencoba mencari  sesuatu yang menarik dari soal  Petisi 50
                yang hidupnya sedang bermasalah dengan  pemerintah.
                      "Lantas apa bagusnya John Wayne?"
                      "Wah, ya itu ... kau tak bisa menghargai gerak-ger k   dan
                                                                                 i
                olah  tubuhnya John,"  ayahnya  kini  menyebut  nama John
                Wayne seolah  dia adalah  sahabat  dekatnya.  "Dia menun­
                jukkan machismotanpa harusjungkir-balik seperti jagoan

                ninja  zaman  sekarang.  D i a   sangat  teguh,  tegap,  dan  me­
                wakili ketetapan hatinya. John hanya berdiri di  ujungjalan,
                menghadapi  11  penembak  ulung.  Tapi  kita  tahu,  mereka

                semua akan mati di tangannya. Dor!"
                      I ni gawat. Ayahnya sud ah masuk dalam faseyang susah
                dipotong kalimatnya.

                      "Dan  sebelas orang itu  terkapar  semua,"  ayahnya me­
                nirukan  naik-turun  nada  s e orang komentator  sepak  bola.


                                                   68
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81