Page 80 - ummi test
P. 80

tangan Bu Susi berpindah ke   merek Ananda.
                                        tanganku.                     “Tuhan, betapa Engkau
                                           “Apa ini, Bu?” tanyaku,   Maha Pengasih di antara yang
                                        heran bercampur bingung.   pengasih. Terima kasih.”
                                           “Kue, Pak, untuk anak-  Wajahku menengadah ke
                                        anak. Ada famili dari      langit, bersyukur atas
                                        Surabaya, mereka datang    pemberian Tuhan yang yang
                                        berkunjung dan membawa     ternyata datang dari tempat
                                        oleh-oleh cukup banyak. Terus   yang tidak aku ikhtiarkan.
                                        tadi saya melihat pak Junaid,   Aku bergegas menaiki
                                        dan teringat kue itu.” Ibu Susi   becak, mengaitkan plastik di
                                        menunjuk plastik yang dia   dekat setir, lantas mengayuh
                                        berikan.                   cepat menuju rumah ingin
                                           “O, terima kasih, Bu,”   segera melihat sambutan
                                        ucapku sembari tersenyum   putriku tercinta.
                                        dan sedikit menundukkan              ***
                                        badan, sebagai tanda          Alya begitu sukacita ketika
                                        penghargaan diri.          Salihah, istriku, menunjukkan
              Aku, Salihah, Alya, dan putra   “Sama-sama. Saya masuk   kue Brownies Ananda
              kecilku, kami berpelukan   dulu, Pak. Hati-hati mengayuh   pesanannya. Ia memeluk
              dengan dilingkupi perasaan   becaknya, jangan sambil   Salihah, kemudian
              sedih bercampur haru. Saat   melamun,” pesan Bu Susi   memelukku. Sangat erat.
              itulah aku memutuskan     sebelum meninggalkanku di   “Terima kasih, Pak,” bisiknya.
              menarik becak, meski harus   trotoar, di depan rumahnya.   Alya melepas pelukannya.
              berdesak-desakan dengan      Ketika kulihat Bu Susi   Ia menatapku lekat-lekat.
              mobil-mobil pengantar haji,   menutup pintu rumahnya dari   “Marahkah Bapak kalau
              meski harus berlama-lama di   dalam, aku mengecek isi   Alya mau berikan kue ini
              jalanan, menunggu         plastik pemberiannya. Ya   pada Mak Junah?”
              penumpang melambaikan     Tuhan, benarkah ini? Aku      Mak Junah? Pikiranku
              tangannya padaku. Tak apa,   mengeluarkan kotak persegi   lengsung menerpa sosok renta
              demi  putriku.            panjang yang ada di dalam   pengumpul botol plastik di
                 “Pak Junaid!” suara    plastik, memastikan        ujung gang yang hidup
              perem puan terdengar      penglihatanku tidak keliru.   bersama cucu kecilnya.
              berteriak, memanggil      Kotak kardus persegi panjang   “Mak Junah tadi cerita,
              namaku. Aku menoleh ke arah   berwarna coklat tua, pada   cucunya sampai memakan
              munculnya suara, sambil   penutupnya terdapat mika   remah-remah brownies ini
              tetap mengayuh becak.     plastik yang memperlihatkan   dari tempat sampah saking
                 Tidak kusadari, aku    isi di dalamnya. Tidak salah   kepinginnya,” Alya tertunduk.
              mengayuh becak di kawasan   lagi, aku benar-benar       Aku tercekat. Alya masih
              tempat tinggalku sendiri, tapi   memegang sekotak brownies,   memikirkan orang lain di atas
              masih jauh dari rumahku. Aku   pada penutupnya tertulis jelas   impiannya.
              mengenali suara perempuan   nama merek kue sesuai       “Bagaimana dengan
              yang memanggilku, juga    pesanan Alya. Seharian aku   temanmu di sekolah?”
              mengenalnya dengan baik.  panas-panasan di bawah terik   tanyaku lagi.
                 Aku turun dari sadel   matahari, berdesak-desakan    Ia diam sejenak, lalu me-
              becak, menghampiri perem-  dengan mobil rombongan haji   na tapku. “Kata Bapak, Allah
              puan yang tadi memanggilku.   dan berusaha keras mencari   akan tolong kita kalau kita
 64           “Bu Susi mau saya antar ke   penumpang demi          suka menolong orang lain?”
              mana?” aku bertanya takzim.   mendapatkan uang untuk    Ya Allah, putihnya hati
              Ibu Susi tetangga jauh yang   membeli sekotak brownies.   anakku. Mataku baradu
              sering naik becak milikku.  Setelah kelelahan itu semua,   pandang pada Salihah. Entah
                 Tangan Bu Susi menepis   tanpa perlu lagi bersusah-  mata siapa yang lebih dulu
              udara. “Tidak, Pak Jun. Saya   susah mendapatkannya, kini   berkabut.
              hanya ingin memberikan ini.”   yang aku hajatkan ada di            Pamekasan,
              Bungkusan plastik putih di   tanganku. Sekotak brownies        29 Agustus 2017



              O K T O B E R  2017

     Ummi-10 Kat-4, Hal 49-88_OK.indd   64                                           9/22/2017   11:42:58 PM
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85