Page 78 - ummi test
P. 78
Sekotak Brownies
AnAndA Oleh Monik Arrayyan
alan raya macet total. Mobil-mobil Bapak mana yang tidak tega ketika melihat
memanjang seperti kereta, penuh anaknya pulang sekolah dengan tumpahan
Jpolusi, berisik bunyi klakson saling tangis yang membuncah? Waktu itu aku masih
bersahutan. Tidak sabar sekali orang-orang itu. di rumah, hendak pergi memancing bersama
Sudah bagus mereka di dalam mobil, tidak putra kecilku yang masih berusia empat tahun.
terhujani terik matahari. Kalau pun mereka Saat kami sudah bersiap-siap berangkat, Alya,
merasa gerah, pengap, atau kepanasan, itu putri sulungku, pulang dengan mata sembab.
jelas bukan salah cuaca. Tentu saja salah Masih pukul 10.00 WIB, seharusnya belum
mereka sendiri. Kenapa di dalam mobil tidak waktunya Alya pulang dari sekolah.
dipasang pendingin? Kenapa mereka mesti “Bapak…” putri sulungku menghambur di
repot sekali mengantarkan jamaah haji? pelukan. Tangisnya pecah, tersengguk-sengguk,
Tidak hanya satu rombongan mobil, tapi bisa membuat kaos yang aku pakai basah oleh air
mencapai lima hingga sepuluh mobil per matanya.
rombongan. “Belikan aku sekotak brownies Ananda,
Bagaimana tidak macet? Bayangkan, satu Pak!” pintanya dalam isak tangis yang masih
kloter haji dari daerah minimal berjumlah lima tersengguk-sengguk.
puluh pasangan. Maka berapa mobil yang Aku melepaskan pelukan, menatap putriku
ikut mendampingi, jika satu pasangan dikawal dengan penuh tanya sekaligus dilingkupi
sepuluh mobil? Benar, musim haji telah tiba, kekhawatiran. Salihah–istriku, muncul dari
dan memang selalu seperti ini keadaan di balik dapur, wajahnya tidak kalah cemas.
daerahku. Yang berangkat haji hanya satu atau “Bapak, belikan ya, Pak! Alya harus
dua orang, tapi yang ikut riweuh bergerombol. mengganti kuenya teman Alya.” Tatapan
Padahal hanya mengantar sampai di lokasi putriku penuh harap. Tidak pernah aku
Masjid Agung daerah. mendengar Alya memohon seperti itu.
Aku bukan termasuk salah satu rombongan ***
pengantar itu. Sama sekali tidak ada Apa yang bisa diharapkan dari laki-laki
hubungannya baik dengan orang-orang yang sepertiku? Yatim piatu semenjak kecil, hidup
berangkat haji maupun dengan pengantarnya. miskin dan hanya lulusan SD. Aku sudah
Aku hanya penarik becak yang mangkal di bekerja keras untuk bertahan hidup. Tidak
sudut persimpangan, menjadi saksi perjalanan pernah menggugat atau meminta lebih pada
haji tahun ini. Biasanya aku tidak pernah narik Tuhan. Bahkan aku sudah sangat bersyukur
jika pemberangkatan haji ini tiba. Aku akan Salihah hadir dan mau menerimaku apa
62 lebih memilih di rumah bersama keluarga, atau adanya. Ia ikhlas berjuang bersamaku. Ia juga
memancing ikan di sungai belakang rumah. telah memberiku dua buah hati yang sangat
Tapi aku harus mendapatkan uang hari ini, kami sayangi. Salihah dengan kesabarannya
demi sekotak brownies bermerek Ananda, mampu membuat hidupku menjadi lebih
titipan putri sulungku. berarti.
Kedua pipiku basah oleh air mata. Jarang
*** sekali aku menangis, meskipun hidupku
O K T O B E R 2017
Ummi-10 Kat-4, Hal 49-88_OK.indd 62 9/22/2017 11:42:51 PM