Page 73 - ummi test
P. 73
simbol utama baginya. majikan; dan anak adalah atau ditinggal.
Titahnya harus ditaati, tanpa budak yang mesti taat. Peduli, yakni
dialog dengan bawahan. Tak Qowwam sungguh beda. melibatkan kepe-
peduli keluhan dan masukan Kepemimpinan yang kaan terhadap
pihak luar. Setiap keputusan memanusiakan, melibatkan sesama dalam
yang diambil hanya sesuai seluruh anggota keluarga. pengambilan
keinginan nya. Tak ada kata Keputusan yang diambil untuk keputusan. Sebisa mungkin
ke-KITA-an bagi majikan. kemasla hatan bersama. Saat tak ada satu pun anggota
Yang ada adalah ke-AKU-an. istri ber tanya, “Mas sudah keluarga yang terabaikan.
Selama AKU suka, maka makan?”, ia refleksikan itu Ketegasan yang diambil
seluruh anggota keluarga bukan hanya untuk dirinya, pun bukan untuk menyakiti.
wajib ikut serta. tapi juga bagi anggota Bak pisau yang menjadi alat
Model kepemimpinan keluarganya. Maka responsnya potong wanita-wanita Mesir
pola ‘majikan’ menjadikan kepada istri, “Kamu lapar ya? saat memandang keelokan
rumah tangga ibarat kubur- Makan dulu yuk.” Ia peka, Yusuf, tak ada rasa sakit di
an. Sakral. Anak dan istri tak karena melalui pertanya an itu, jari-jari mereka. Allah
bebas bicara. Bicara spontan sang istri sejatinya ber kata, menyebut pisau tersebut
dianggap pamali. Jika ada “Mas, aku lapar. Makan bareng dengan kata “sikkin” yang
kata yang meluncur sebagai yuk!” Dan keputusan yang berakar kata dengan sakinah.
protes, langsung keluar diambil tentu memberikan Artinya tegas namun penuh
fatwa, “Hush, istri sholehah kemaslahatan. kelembutan. Memotong tapi
nggak boleh ngomong Lain halnya pemimpin bak tak melukai.
begitu.” Jadilah istri hanya majikan, pertanyaan itu akan Sehingga qowwam ini
bisa memendam perasaan- ia jawab ketus, “Sudah!” Lalu menjadi muara dari stabilitas
nya, tak berani disampaikan mewanti-wanti agar istri pintar rumah tangga. Dan qowwam
kepada pasangannya. berhemat. Bahkan disertai yang dimiliki suami inilah
Begitu juga sang anak. ancaman kalau boros, disuruh yang menentukan laju
Terbiasa dengan pola kerja dan cari makan sendiri. ketahanan rumah tangga. Jika
instruksi, matilah inisiatif dan Alhasil sang istri pun menggan- tampan dan kekayaan
krea tif nya. Tak terbiasa jal perutnya yang saat itu mungkin memesona wanita di
berpen da pat. Jawaban khas merintih dengan sebutir tablet awal berumah tangga, maka
mereka cuma dua: pereda mag. Kasihan. qowwam yang menjadikan
“terserah”, jika ditanya, atau pesona tersebut terus terjaga
“ya gitu deh” bila disuruh Berani dan Peduli sepanjang pernikahan.
bercerita. Inilah awal Maka, dua kata kunci Jadi, fokuslah dalam
munculnya generasi alay qowwam adalah berani dan pening katan kualitas qowwam
dalam masyarakat kita. peduli. Berani bermakna siap hingga wanita yang semula
Bermula dari keluarga yang menghadapi setiap ujian yang meremehkan akhirnya tunduk
menjadikan anak sebagai diberikan selama berumah dalam cinta yang tertambat
objek, tak punya hak bicara. tangga. Tidak sedikit pun kuat dalam diri sang lelaki.
Ayah selaku pemimpin mundur. Saat ada yang rusak, Inilah pesona sejati lelaki
memosisikan diri sebagai ia perbaiki, bukan dibuang pendekar.
O K T O B E R 2017
Ummi-10 Kat-4, Hal 49-88_OK.indd 57 9/21/2017 8:04:53 PM