Page 30 - TEKPEM BIOTEKNOLOGI
P. 30

23





                                                   3). Menempatkan botol yang berisi eksplan di ruang

                                                   dengan  suhu  dan  cahaya  yang  terkontrol  untuk
                                                   pembentukan kalus.

                                                   4). . Subkultur dilakukan beberapa kali hingga kalus

                                                   tumbuh menjadi plantlet.
                                                   5).   Mengeluarkan     plantlet   dari   botol   dan

                                                   membersihkan akarnya dengan air bersih.
                                                   6).  Menanam  plantlet  ke  dalam  pot-pot  kecil  dan

                                                   menempatkannya di lingkungan yang sesuai.
                                                   7).  Setelah  plantlet  tumbuh  kuat,  tanaman  dapat

                                                   dipindahkan  ke  tanah  atau  lahan  pertanian  yang

                                                   terkena sinar matahari.


                                                   Keunggulan teknik kultur jaringan meliputi:

                                                   1).  Produksi  bibit  tanaman  tidak  memerlukan  lahan
                                                   yang luas.

                                                   2).  Menghasilkan  bibit  tanaman  yang  identik  secara
                                                   genetik dengan tanaman induknya.

                                                   3).  Memungkinkan  produksi  bibit  tanaman  dalam
                                                   jumlah besar dalam waktu singkat.

                                                   Berikut adalah ilustrasi contoh proses kultur jaringan.










                                              Gambar  12. Teknik kultur jaringan

                                                Sumber: pustekom.kemedikbud
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35