Page 173 - Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 by Ibnu Katsir_Neat
P. 173

Dan ( i ngatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah
                      menyuruh kamu  en yembelih seekor sapi betina ". M er eka berkata: ''Apakah
                                       m
                                                                                        :
                      kamu hendak menjadikan kami buah ej ekan?". Musa menjawab " Aku ber­
                                              s
                      lindung kepada Allah  e kiranya menjadi seorang dari orang-orang yang
                      jahil". (QS. 2:67)
                             Allah Ta'ala  e rfirman:  "Wahai  a ni lsrail, ingatlah nikmat yang
                                           b
                                                               B
                      telah Aku berikan kepada kalian berupa kejadian yang luar biasa, yaitu pe­
                      nyembelihan seekor sapi betina dan penjelasan tentang si pembunuh dengan
                      sebab sapi itu. Kemudian Allah menghidupkan kembali orang yang terbunuh
                      itu hingga dapat ditanya tentang siapa yang membunuhnya."

                             Ibnu Abi Hatim meriwayatkan, dari Muhammad bin Sirin, dari Ubaid
                                     b
                      al-Salmani, ia  e rcerita: "Di kalangan Bani Israil terdapat seorang laki-laki
                      mandul, tidak beranak, sedang ia mempunyai harta kekayaan melimpah, maka
                      anak saudaranyalah (keponakannya) sebagai pewarisnya. Kemudian ia dibunuh
                      oleh keponakannya itu. Pada malam hari mayatnya dibawa dan diletakkannya
                      di depan pintu salah satu dari mereka {Bani lsrail). Ketika pagi hari tiba, ia
                      menuduh pemilik rumah dan warga sekitar sebagai pembunuhnya, sehingga
                      mereka pun mengangkat senjata dati saling menyerang. Beberapa orang yang
                      mempunyai pikiran bijak berkata, "Mengapa kalian saling membunuh, padahal

                      ada Rasul Allah di tengah-tengah kalian?" Mereka pun mendatangi Musa �
                      dan menceritakan  eristiwa tersebut kepadanya. Musa pun berkata:
                                         r
                      � �GJ1 :; 0jf Jf 1� �;f JU ��� U�i 1)ti �� I�'.J5 0f ;J'�� 11 01 1
                       "Sesungguhnya Allah ininyuruh kalian menyembelih seekor sabi betina.  M ere"ka
                                                                                           '
                      berkata, 'A p akah kamu hendak men j adikan kami sebagai bahan ejekan?' Musa
                       menjawab,  'Aku berlindung kepada Allah agar tidak men j adi salah seorang dari
                       orang-orang yang bodoh.  "   Ubaid as-Salmani melanjutkan: "Seandainya mereka
                                              '
                      tidak menentang, pasti akan cukup bagi mereka sapi apa saja meskipun yang
                       paling buruk, namun mereka mempersulit diri, maka Allah pun mempersulit
                       mereka hingga mereka sampai pada sapi yang mereka diperintah menyembelih­
                       nya. Akhimya mereka menemukan sapi itu pada seseorang yang tidak mem­
                       punyai sapi lain kecuali sapi betina itu.  Si pemilik sapi itu berkata,  "Demi
                       Allah,  aku tidak akan melepaskan sapi itu jika harganya kurang dari emas
                                        .
                       sepenuh kulitnya "   Maka mereka pun menyembelihnya dengan harga senilai
                       emas sepenuh kulit sapi ,tersebut. Kemudian mereka menyembelihnya dan
                       memukul mayat orang tadi dengan bagian tubuh sapi itu, maka bangunlah
                       orang yang sudah mati itu.  S e telah itu mereka bertanya.  " S iapakah yang
                       membunuhmu?" Ia menjawab, "Orang ini," sambil menunjuk kepada anak
                       saudaranya tersebut. Kemudian ia pun terkulai dan  mati kembali. Maka
                       keponakannya itu tidak diberi warisan sedikit pun dari kekayaannya. Sejak
                       itulah seorang pembunuh tidak berhak mendapatkan warisan dari orang yang
                       dibunuhnya.










          1 5 4                                                                                Tafsir lbnu Katsi �
   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178