Page 175 - Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 by Ibnu Katsir_Neat
P. 175
I� 2. SURAT ALBAQARAH �1:
����
hakikat sapi betina yang sebenarnya. " Kemudian mereka menyembelihnya
dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu. (QS. 2:71)
Allah � memberitahukan tentang sikap keras kepala Bani Israil dan
banyaknya pertanyaan yang mereka ajukan kepada rasul mereka. Oleh karena
itu, ketika mereka mempersulit diri sendiri, maka Allah pun mempersulit me
reka. Seandainya mereka menyembelih sapi bagaimanapun wujudnya, maka
sudah cukup baginya, sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas, Ubaidah, dan
ulama lainnya. Namun mereka mempersulit diri sendiri sehingga Allah Run
mempersulit mereka, di mana mereka berkata, <t€ �G U ;._; �� U l�l t
''Mohonlah kepada Rabb-mu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami, sapi
betina a p akah itu?" Artinya, sapi yang bagaimana kriterianya.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas, seandainya mereka menyem
belih sapi yang paling buruk sekalipun, maka cukuplah bagi mereka, tetapi ter
nyata mereka mempersulit diri, sehingga Allah pun mempersulit mereka. Riwayat
ini berisnad shahih. Juga diriwayatkan oleh perawi lainnya dari Ibnu Abbas.
Hal senada juga dikemukakkan oleh Ubaidah, as-Suddi, Mujahid, Ikrima,
Abu al-Aliyah, dan ulama lainnya.<t€ � �� �J� � �); �� J)i �� t ''Musa men
j a wab, Sesungguhnya Allah berfirman bcihwa scipi betina itu ialah sapi yang tidak
tua dan tidak muda. A " rtinya, sapi itu tidak tua dan tidak juga muda yang belum
dikawini oleh sapi jantan, sebagaimana dikatakan oleh Abu al-Aliyah, as-Suddi,
juga Ibnu Abbas.
Mengenai firman-Nya, <t€ 2J!S ;:;. J\)9 t, adh-Dhahhak, dari Ibnu Abbas,
mengatakan, yaitu pertengahan antara tua dan muda. Dan itulah hewan dan
p
sapi yang a ling kuat dan a ling bagus.
p
Sedangkan as-Suddi mengatakan, Jlr_j berarti �� (setengah), yaitu
antara sapi yang sudah melahirkan dan cucu yang dilahirkan anaknya.
Mujahid dan Wahab bin Munabbih mengatakan, sapi tersebut berwama
kuning. Oleh karena itu Musa mempertegas warna kuning sapi itu dengan
menyebutkan sebagai kuning tua.
Mengenai firman-Nya tersebut, Sa'id binJubair mengatakan, wamanya
benar-benar mumi lagi jemih. Hal senada juga diriwayatkan dari Abu al-Aliyah,
Rabi' bin Anas, as-Suddi, Hasan al-Bashri, dan Qatadah.
D a lam tafsimya, al-Aufi, dari Ibnu Abbas, mengenai firman Allah �'
<t€ t+--;� e� t, mengatakan, karena sangat kuningnya, maka wamanya nyaris
putih.
Mengenai firman-Nya, <t€ ;j)>GI � t ''Yang menyenangkan orang-orang
"
yang melihatnya, a s-Suddi mengaiakan, yaitu menakjubkan bagi orang yang
menyaksikannya. Demikian itu pula kata Abu al-Aliyah, Qatadah dan Rabi'
bin Anas.
156 Tafsir b nu K<
l