Page 179 - Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 by Ibnu Katsir_Neat
P. 179
itu pun dapat diterima sebab pada saat demik.ian ia tidak memberitahu kecuali
hal yang benar dan d�am keadaan sepeni ini tidak bisa dicurigai.
Hal itu diperkuat oleh hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik,
bahwa: "Ada seorang Yahudi membunuh seorang budak perempuan karena
menginginkan perhiasan peraknya. Ia membenturkan kepalanya di antara
dua buah batu. Kemudian ditanyakan kepada budak perempuan itu," Siapakah
yang berbuat sepeni ini kepadamu? -Apakah si Fulan? Atau si Fulan? Sehingga
mereka menyebutkan seorang Y ahudi (yang membunuhnya), lalu si budak
itu memberikan isyarat dengan kepalanya. Maka ditangkaplah orang Y ahudi
itu dan ditahan sehingga ia mengaku. Setelah itu Rasulullah fa memerintahkan
agar kepala orang itu dibenturkan di antara dua buah batu."
Menurut Imam Malik, jika sebagai bukti sementara (belum lengkap),
maka para wali orang yang terbunuh itu harus bersum p ah. Namun jumhur
ulama tidak sependapat dalam hal itu dan tidak menjadikan ucapan si terbunuh
sebagai bukti sementara.
Kemudian setelah itu hatimu men j adi keras seperti batu, bahkan lebih keras
m
lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang e ngalir sungai
s
sungai daripadanya dan di antaranya u ngguh ada yang terbelah lalu
keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang me
luncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah
dari a p a yang kamu kerjakan. (QS. 2:74)
Firman Allah � ini sebagai celaan dan kecaman terhadap Bani Israil
atas sikap mereka setelah menyaksikan tanda-tanda kekuasaan Allah dan ke
mampuan-Nya menghidupkan orang yang sudah mati.
� �j � J �p �� ;J � "Setelah itu hatimu menjadi keras. Y " aitu
seluruhnya, � �_)�IS"' � � "Seperti batu, y ang tidak akan pemah melunak
"
selamanya. Ofeh karena itu Allah � melarang orang-orang yang beriman
menyerupai keadaan mereka dengan berfirman:
l
1 6 0 Tafsir b nu Katsii