Page 4 - e-modul bab 2
P. 4

ِ
                                                                  ٍِ
                                                                   ْ       ْ ْ ِ    َ  ِ ْ ْ   ْ أ  ْ ن     ْ  ا     َ َ  ْ  خ ْ   َ
                                                                                  َ
                                                                                           َ
                                                                      َ
                                                                                                   َ

                                                                                     َ
                                                                          َ
                    “Sesungguhnya  Kami  telah  menciptakan  manusia  dalam  bentuk  yang  sebaik-
                    baiknya” (Q.S. al-Tin:4).


                                                                                             ِ
                                                                                ْ
                                                                           ْ ن      ْ  ا ُ َ َ ْ, ْ ن     ْ  ا  ْ  َ  خ
                                                                          َ
                                                                                        َ
                                                                            ََ
                                                                                                َ َ
                                                                                          َ
                    “Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara” (Q.S. al-Rahman:3-
                    4).

                   4.  Secara  sosiologis  manusia  disebut  nas,  yang  menunjukkan
                      kecenderungannya  untuk  berkelompok  dengan  sesama  jenisnya.
                      Allah SWT berfirman:

                                     ِ
                                                                   ٍ
                             ا  ر      ِ ْ ْ  ئ    و ْ     ش ْ ْ         جو ْ     ُو َ ْ أ  ْ   ذ     ِ ْ ْ    ْ  ْ      َ َ  ِ ْ    إ ْ  خ  ْ س    ْ   ا      َ     ْ أ  َ

                                                                    ََ
                                        َ
                                                              َ
                                                                             ُ َ
                                               ُ
                                                    ُ َ
                             ُ َ
                                            ً ُ
                                                                                               َ
                              َ َ
                                                       َ َ َ


                                    َ َ َ
                                                                                        ُ
                    “Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki- laki
                    dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
                    suku supaya kamu saling kenal-mengenal ” (Q.S. al-Hujurat:13).

                          Kecenderungan  berkelompok  tersebut  menjadikan  manusia
                   berusaha  mengenal  satu  sama  lain,  lalu  mereka  hidup  berdam-
                   pingan, dan saling membantu dalam komunitasnya. Tidak hanya itu,
                   mereka  juga  saling  menjalin  persaudaraan  baik  dalam  bentuk
                   persaudaraan  senasab,  ukhuwwah  islamiyyah  (persaudaraan
                   antarsesama muslim),  ukhuwwah wathaniyah (persaudaraan antar
                   warga bangsa).
                          Penulis tidak memasukkan „abd sebagai salah satu penyebutan
                   untuk manusia, sebab „abd yang artinya „hamba‟ berlaku juga untuk
                   makhluk lain yang diperintahkan melakukan ibadah, misalnya jin.

                   B. Kedudukan Dan Tujuan Penciptaan Manusia

                   1.  Kedudukan dan Tugas Hidup Manusia
                          Dalam pandangan Islam, manusia diberi dua kedudukan yang
                   mulia oleh Allah, yaitu sebagai hamba Allah (‘abdullah) dan khalifah
                   Allah.  Sebagai  hamba  Allah,  manusia  bertugas  beribadah  serta
                   tunduk dan patuh kepada-Nya. Keharusan beribadah, tunduk, patuh,
                   serta  menyembah Allah  antara  lain  berdasarkan  firman Allah SWT
                   berikut.


                                                     ِِ
                                                                 ِ

                                                                      ِ
                                                                ِ
                                                  ِ
                                                    ي     ْ ْ ة َ      ا ْ ْ   َو ْ أ  ْ         َ َ   ِ  َ  ِ  ْ َْ   ْ ْ  َ  إ ْ ْ  إ ْ   َأ ْ  ْ    ا  َ  ْ   َأ ْ  ِْ    إ ِ

                                                        َ

                                                                        ُ
                                                                                          ُ
                                                                  َ
                    “Sesungguhnya  Aku  ini  adalah  Allah,  tidak  ada  Tuhan    selain  Aku,  maka
                    sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku” (Q.S. Thaha:14).
                                                           3
   1   2   3   4   5   6   7   8   9