Page 8 - e-modul bab 2
P. 8
tidak menyimpang dari ketentuan-Nya. Menurut al-Qur‟an, Allah
menciptakan manusia agar ia beribadah kepada-Nya.
ِ
ٍ
ِ ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ْ ْ ن ْنَأْ رُأْ وْقزرْ ْ ْ رُأْ ْنو ْ إ ْ ْ او ْ ا ْ ْ َ خ ْ و
ُ
ُ
ُ
ُ َ
َ
ُ ُ
ََ
َ
ُ
ََ
ُ َ
َ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan
Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan” (Q.S. al-
Dzariyat:56-57).
Dalam konteks ini, beribadah berarti mengabdi, berbakti, dan
menghambakan diri kepada Allah SWT. Istilah “beribadah” tidak
boleh diartikan secara sempit seperti pengertian yang dianut oleh
masyarakat pada umumnya, yakni terbatas pada aspek ritual seperti
shalat, zakat, puasa, dan haji. Akan tetapi “beribadah” harus diartikan
secara luas, yaitu meliputi ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan atas
ketentuan dan kehendak yang telah ditetapkan oleh Allah dalam
menjalani hidup di bumi ini, baik yang menyangkut hubungan
vertikal (manusia dengan Allah) maupun hubungan horisontal
(manusia dengan manusia dan alam sekitar), atau yang lebih dikenal
dengan istilah habl min Allah wa habl min al-nas yang diwujudkan
dalam bentuk iman dan amal saleh.
Dalam beribadah, manusia harus memperhatikan kehalalan
makanan dan minuman serta fasilitas yang digunakan dalam
menjalankan ibadah. Sebab dalam sebuah hadis yang diriwayatkan
oleh Muslim dinyatakan ada orang yang tekun dan sungguh-sungguh
memohon kepada Allah hingga pakaiannya compang camping,
rambutnya awut-awutan, namun karena makanannya haram,
minumannya haram, pakaiannya didapat dari cara yang haram, maka
doanya tidak dikabulkan oleh Allah.
Ibadah, walaupun perintah Allah namun harus disikapi sebagai
fasilitas bukan sebagai beban. Sebab jika ibadah dikerjakan maka
pelakunya akan memperoleh dua hal sekaligus, yaitu ampunan dari
dosa yang pernah ia kerjakan dan memperoleh tambahan pahala
(poin) untuk kebahagiaan yang hakiki di akhirat kelak. Kalau
manusia tidak mau beribadah, maka yang rugi adalah dirinya sendiri,
tidak sedikitpun merugikan Allah, karena meskipun seandainya
seluruh manusia tidak beribadah kepada Allah maka tidak akan
sedikitpun mengurangi kekuasaan Allah, demikian pula sebaliknya.
Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman:
7