Page 144 - dear-dylan
P. 144

“Gila, kan?” tanya Ernest sambil menggeleng-geleng.
                    “Kalau yang ini, rekaman show kalian di Jambi.” Beberapa tombol dipencet, dan gambar
               ketiga muncul, berderet dengan dua gambar lainnya.
                    Jantung gue melonjak dengna keras melihat ketiga gambar itu. Seolah ada seember air es
               yang baru disiramkan di kepala gue.
                    “Maaf,  kami  baru  bisa  memberikan  rekaman  video  ini  hari  ini.  Saat  mengedit  untuk
               ditampilkan di TV, editor kami melihat ada „kejanggalan‟ di tiga video show Skillful, yang
               tidak terdapat pada show di Batam. Kami ingin membicarakan langsung dengan Pak Budy,
               tapi  kami  harus  memastikan  dulu,  supaya  tidak  salah  tuduh,”  jelas  orang  Z-Mild  itu.
               “Sekarang, kami  sudah  mendapatkan bukti  yang kuat  untuk  ditunjukkan pada Skillful  dan
               manajemen.”
                    Gue  speechless.  Sekali  lagi  gue  mengerling  monitor  laptop,  dan  menggeleng  nggak
               percaya. Kok bisa begini?
                    “Mungkin masih terlalu dini, tapi sekarang kita bisa menyimpulkan, bahwa kerusuhan-
               kerusuhan  yang  terjadi  pada  show  Skillful  adalah  disengaja,”  kata  orang  itu  lagi.  “Ketiga
               gambar  yang  kami  ambil  dari  rekaman  video  itu  menunjukkan  adanya  sekumpulan  orang,
               orang-orang yang sama, yang menghadiri tiga konser kalian yang berakhir rusuh.”
                    “Tapi... bisa aja kan mereka cuma penonton biasa?” tanya gue bingung. Beberapa fans
               Skillful  ada  yang  suka  menonton  tur  kami  dari  kota  ke  kota.  Terlalu  bodoh  menuduh
               sekumpulan  orang  itu  sebagai  penyebab  rusuhnya  konser  kami  hanya  karena  mereka  ada
               dalam rekaman video di tiga konser yang berakhir rusuh.
                    Anehnya, orang Z-Mild itu menggeleng. Dia memencet beberapa tombol lagi di laptop,
               hingga  video-video  yang  terhenti  sesaat  itu  berjalan  lagi.  Apa  yang  gue  lihat  berikutnya
               benar-benar membuat gue melongo.
                    “Anda lihat? Merekalah, yang memulai aksi pukul di kalangan mereka sendiri. Mereka
               jugalah yang memulai aksi lempar batu dan botol. Penonton di sekitar mereka, yang tadinya
               diam saja, menjadi terpengaruh. Mungkin ada yang terkena lemparan batu juga, lalu merasa
               tak terima, sehingga terlibat perkelahian.”
                    “Tapi  kalau  begitu...  mereka  sendiri  bakal  babak-belur!”  seru  gue  dengan  suara  aneh.
               “Nggak mungkin mereka berkelahi dan melempar batu di tiga tempat tapi mereka baik-baik
               saja!”
                    Gue  menggeleng,  nggak  percaya  ada  yang  segitu  niatnya  untuk  menjatuhkan  Skillful,
               sampai merusuh di konser-konser kami! Itu terlalu... gila. Dan gue nggak kenal kumpulan
               orang yang terekam di video itu! Siapa mereka? Fans band lain yang iri pada Skillful? Orang-
               orang yang dendam pada kami? Siapa???
                    “Yah,  mungkin  mereka  terkena  beberapa  pukulan  atau  lemparan  batu  yang  mereka
               lakukan  sendiri,  tapi  toh  itu  nggak  menghalangi  mereka  untuk  tetap  ada  di  kota-kota
               selanjutnya. Mereka tetap melaksanakan niat mereka. Atau...  perintah yang diberikan pada
               mereka.”
                    Gue  membelalak  mendengar  kata-kata  orang  Z-Mild  itu.  “Maksud  Anda,  orang-orang
               ini...,” gue menunjuk monitor laptop, “adalah... orang-orang suruhan? Seseorang menyuruh
               mereka... membayar mereka... untuk merusuh di konser-konser Skillful?”
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149