Page 145 - dear-dylan
P. 145

“Tepat.”  Orang  itu  mengangguk  mantap,  dan  gue  merasakan  kaki  gue  melemas.  Ada
               yang  membayar  sekumpulan  orang  untuk  merusuh  di  konser  Skillful...  ada  yang  begitu
               bencinya dengan band gue sehinga melakukan cara kotor seperti itu...
                    “Asumsi  saya,  rencana  mereka  akan  terus  berlanjut  jika  rangkaian  tur  Skillful  tetap
               berjalan. Untunglah, konser-konser selanjutnya sudah dibatalkan.”
                    “Tapi...” Gue memutar otak, berusaha menyanggah. Nggak mudah menerima bahwa ada
               orang  yang  nggak  suka  pada  band  gue.  “Kenapa  mereka  nggak  merusuh  juga  di  Batam?
               Kenapa?”
                    “Saya tidak tahu.” Orang Z-Mild itu tersenyum. “Tapi seperti yang Dylan bilang tadi,
               mungkin saja mereka perlu memulihkan diri karena terkena lemparan batu mereka sendiri.”
                    Gue  menelan  ludah.  “Lalu...  penonton  yang  meninggal  itu,  apa  mereka  juga
               penyebabnya?”
                    “Bukan. Itu murni kecelakaan. Ada kabel peralatan sound yang terlepas, dan mengenai
               penonton itu. Sialnya, penonton itu tubuhnya basah juga karena hujan, jadi dia... tersetrum.
               Yah,  mungkin  bisa  dibilang  ini  salah  para  perusuh  itu  juga,  karena  mereka  menyebabkan
               pagar  pembatas  roboh  hingga  ada  penonton  yang  terdesak  ke  panggung  dan  meninggal
               karena tersengat listrik dari peralatan sound itu,” kali ini Bang Budy yang menjawab. Gue
               mengerling manajer gue, dan melihat mukanya memerah menahan marah. Pasti dia geram
               banget mendengar kerusuhan di konser-konser kami sesuatu yang disengaja.
                    “Tapi polisi bilang, tidak ada unsur kesengajaan pada semua kerusuhan itu!” seru gue
               lagi. Gue ingat betul, itu yang gue dengar sewaktu konser di Medan dan Pekanbaru rusuh.
               Gue makin bingung. Kalau kecurigaan orang-orang Z-Mild ini tepat, berarti...
                    “Yah, polisi juga manusia, kan? Mereka bisa saja melakukan kesalahan. Tapi sekarang,
               kita bisa membenarkan kesalahan itu.”
                    Orang Z-Mild itu mematikan laptop-nya, lalu memasukkan laptop itu ke dalam tas.
                    Gue berjalan ke kursi terdekat, dan mengempaskan diri di sana. Gue heran, kenapa gue
               belum juga jadi gila setelah semua yang terjadi belakangan ini.

                                                          * * *

               Gue memacu motor secepat mungkin menuju rumah. Gue harus cerita ke seseorang tentang
               apa  yang  gue  dengar  di  kantor  manajemen  tadi,  kalau  nggak  gue  bener-bener  bakal  gila.
               Siapa pun bolehlah... Mama, Papa, atau Tora... atau kalau Mbak Vita ada di rumah juga... dia
               pasti punya saran untuk gue.
                    Tadi,  Bang  Budy,  Ernest,  dan  orang  Z-Mild  yang  membawa  rekaman  video  itu
               memutuskan untuk melapor ke polisi. Bang Budy bilang, kami harus membersihkan nama
               Skillful,  yang  belakangan  ini  selalu  berembel-embel  “band  rusuh”.  Dan  tentu  saja,  para
               provokator itu harus segera ditangkap. Bang Budy luar biasanya berambisi untuk tahu siapa
               yang begitu brengsek sampai membayar orang untuk merusuh di konser kami.
                    Gue jadi kepingin tahu siapa orang itu....
                    Gue sampai di depan rumah, lalu memarkir motor di carport. Gue hampir saja masuk ke
               rumah, waktu ada yang memanggil.
                    “Dylan!”
                    Gue menoleh, dan melongo.
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150